|
Menu Close Menu

Didapuk Sebagai Inspektur Upacara HSN 2021, Anik Dorong 22 Oktober Menjadi Hari Libur Nasional

Jumat, 22 Oktober 2021 | 17.09 WIB

Sekretaris DPW PKB Jatim, Anik Maslachah memimpin Upacara Hari Santri Nasional 2021 di halaman kantor DPW PKB Jatim. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id Surabaya -
Puluhan kader Partai Kebangkitan Bangsa mengikuti upacara Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 di halaman DPW kantor PKB Jatim, Jl. Gayungsari Timur 33, Surabaya. Upacara itu dipimpin Sekretaris DPW PKB Jatim, Anik Maslachah yang bertindak sebagai inspektur upacara.


Anik Maslachah berharap di tahun mendatang pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Libur Nasional. Sebab selama ini hari santri masih masuk hari kerja aktif. Karena itu, para santri dan alumni santri tidak bisa ikut peringatan hari santri secara formal atau resmi.


"Saya kira sebagai bentuk apresiasi pada jasa santri yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan, sudah sepatutnya pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional 22 Oktober sebagai hari libur secara nasional," tegas Anik, Jumat (22/10/2021).


Wakil Ketua DPRD Jatim ini mengingatkan, tanpa adanya resolusi jihad 22 Oktober 1945, tidak akan ada peristiwa 10 Nopember 1945 yang sangat heroik dan fenomenal. Diluar dugaan para santri dan pemuda berhasil menahan gempuran pasukan sekutu yang terlatih dengan persenjataan modern.


Hal itu tak lepas dari resolusi jihad yang diserukan oleh Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari memicu semangat jihad para santri dan pemuda Surabaya untuk bertempur mati-matian melawan pasukan sekutu.


"Para santri turun gunung meninggalkan pondok pesantren untuk menyambut seruan resolusi jihad, mereka rela mati syahid untuk mempertahankan kemerdekaan. Karena itu lah, lewat upacara ini kita kenang dan doakan para santri yang gugur di medan perang," ujar mantan Ketua IPPNU Jatim tersebut.


Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim, Fauzan Fuadi yang bertindak sebagai Komandan Upacara Hari Santri mengungkapkan, upacara ini diikuti oleh santri dan alumni santri. Demikian pula petugas upacara, serta teatrikalnya diperankan oleh para santri.


Politikus muda PKB ini menjelaskan, pihaknya membatasi peserta upacara karena masih dalam situasi pandemi. Meski pun Kota Surabaya sudah berstatus level 1 PPKM tapi pihaknya tetap menjalankan protokol kesehatan.


"Upacara Hari Santri ini tetap mematuhi protokol kesehatan, seluruh peserta dan petugas upacara mengenakan masker serta menjaga jarak. Selain itu, kami tidak melakukan show force dengan membatasi peserta upacara," pungkas alumni Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik itu. (Red).

Bagikan:

Komentar