Tangkap Layar Video Klarifikasi Pengurus PMII Rayon Fakultas Syariah IAIN Madura soal tema kajian yang sempat kontroversi. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id Pamekasan- Beberapa grup WhatsApp alumni dan kader PMII di Jawa Timur sempat dibuat ramai dengan beredarnya tema kajian yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Syariah (Fasya) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, yaitu " Nabi Muhammad Sebagai Kader PMII Sejati". Kamis, (28/10/2021).
Bahkan redaksi juga mendapatkan beberapa telpon dan pesan singkat lewat WhatsApp yang menanyakan perihal tersebut. Tidak berselang lama, polemik tersebut langsung disikapi oleh Pengurus PMII Rayon Fasya IAIN Madura. Lewat video singkat yang berdurasi kurang lebih 2 menit 45 detik, Abdurrahman Wahid, Ketua Rayon Fasya, memberikan Klarifikasi perihal tema yang tertera ‘Nabi Muhammad Sebagai Kader PMII Sejati’ di pamflet kajian yang digelar virtual itu.
Menurutnya, tema di pamflet sebenarnya murni kesalahan pada redaksinya. “Kami atas nama Rayon Fasya, minta maaf. Ini kesalahan redaksi di pamflet dalam kajian tadi,” katanya, melalui video klarifikasi yang tersebar dibeberapa grup WhatsApp. Jumat, (29/10/2021).
Abdurrahman menjelaskan bila tema sebenarnya adalah ‘Nabi Muhammad Sebagai Panutan Bagi Kader PMII Sejati’. Dia tegaskan, secara kelembagaan dan personal, tidak bermaksud untuk hal negatif, sensitif, apalagi merendahkan Nabi Muhammad saw. Karena Nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna dan menjadi teladan yang baik.
“Nabi Muhammad adalah teladan bagi kita, umat Islam. Termasuk bagi kader PMII. Jadi, perihal tema di pamflet, sekali lagi saya tegaskan, itu murni kesalahan kami, dan minta maaf jika itu kemudian memicu polemik di publik,” paparnya.
Misbahol Munir, pemateri dalam kajian tersebut membenarkan perihal klarifikasi Rayon Fasya. Dia menjelaskan, tema yang benar adalah apa yang disampaikan Wahid dalam video klarifikasi tersebut.
“Saya juga mohon maaf, jika memang redaksi tema di pamflet menimbulkan kontroversi. Di Pamflet, kurang dua kata ‘Panutan’ dan ‘Bagi’. Sehingga, setelah ditambahkan dua kata itu, maka penulisan yang benar menjadi ‘Nabi Muhammad Sebagai Panutan Bagi Kader PMII Sejati’,” katanya, (29/10) via Whatsapp.
Dia menambahkan, nilai-nilai ajaran dan pergerakan yang ada di PMII, adalah sebagai manifestasi dari ajaran Islam yang memang didakwahkan oleh Nabi Muhammad.
Oleh karena itu, tegasnya, sudah menjadi keharusan bagi kader PMII untuk mencontoh Nabi Muhammad dalam menjalankan roda kehidupan ini. Mulai dari cara berdakwah, sikap toleransinya, dan sisi perilaku lainnya. Yang hal itu discover ke dalam tiga nilai. Hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan sesama manusia, dan hubungan dengan alam.
“Bicara kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw, sudah menjadi kewajiban bagi Kader PMII. Sembilan bintang pada logo PMII, kan memiliki filosofi bahwa kader PMII memiliki kecintaan dan siap mencontoh Nabi Muhammad, empat sahabat beliau, dan serta Wali Songo, selaku deretan tokoh yang disimbolkan sebagai penyebar Islam di Indonesia,” ungkapnya. (Red)
Komentar