|
Menu Close Menu

Tolak Kekerasan Seksual, Kopri PMII Jember Gelar Aksi Damai

Sabtu, 27 November 2021 | 08.38 WIB

Aksi Damai PC Kopri PMII Jember. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id, Jember- Pengurus Cabang Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (KOPRI) Jember Gelar Aksi Damai dengan Tema "Refleksi Khidmat Kopri Jember Dari Masa Ke Masa" pada Kamis, 25 November 2021 di Depan Pemkab Jember.


Yusi selaku Ketua Kopri PC PMII Jember mengatakan aksi  yang dilakukan tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan kesadaran kepada kader-kader PMII dan masyarakat Jember akan kejahatan kekerasan seksual.


"Tujuan besar kami adalah menyadarkan seluruh kader dan masyarakat Jember bahwasanya kita harus sudah mulai sangat sadar bahwasanya kita harus sadar Jember dari kekerasan seksual dan kita harus segera mengkampanyekan dan terus mengkampanyekan aturan-aturan yang berpihak kepada korban kekerasan seksual salah satunya ya Permendikbud ristek itu dan kita bekerjasama dengan Dinas terkait, yaitu Dinas pemberdayaan perempuan dan anak agar nantinya kopi bisa bersinergi berkolaborasi dalam menjalankan roda organisasi", ungkapnya lewat rilis yang diterima redaksi. Sabtu, (27/11/2021).


Ia berharap adanya aksi damai yang diselenggarakan mendapat respon dari pihak berwajib dan pihaknya berkomitmen untuk mengawal sampai tuntas peraturan yang mendukung pihak korban kekerasan seksual.


"Dengan harapan ada respon dari pihak kepolisian Jember karena yang pertama melihat fenomena yang ada saat ini di mana Jember sangat darurat kekerasan seksual maka dari itu kami PC PMI Jember dengan sangat antusias mengawal, berkomitmen mengawal hingga selesai terkait aturan-aturan yang mendukung kepada pihak kekerasan seks korban kekerasan seksual," tandasnya.


Menurutnya, dengan adanya Permendikbud ristek itu menjadi angin segar untuk kita gaunkan kembali untuk mengkampanyekan kembali meskipun tidak bisa menjadi pengganti dari RUU PKS. " Minimalnya Permendikbud respect ini mampu menjadi menjadi salah satu cara untuk melindungi dan mencegah kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi," pungkasnya. (Red)

Bagikan:

Komentar