|
Menu Close Menu

Gempar Gelar Demo di Depan Kantor Bupati Sumenep

Selasa, 22 Februari 2022 | 22.39 WIB

Aktivis Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) saat demo di Depan Kantor Bupati Sumenep. (Dok/Istimewa).


LensaJatim.id Sumenep-Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar)  Sumenep gelar Aksi unjuk kecewa di depan Kantor Bupati Sumenep Jalan Dr. Cipto Selasa, 22 Februari 2022 pagi.


Aksi aktivis mahasiswa itu  menagih janji delapan program unggulan  Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan Wakil Bupati (Wabup) Dewi Khalifah.


Korlap Aksi Muhammad Nur  dalam orasinya mengatakan delapan program unggulan yang telah dijanjikan pasangan Fauzi-Eva tidak benar benar di rasakan oleh Masyarakat. khususnya  kepulauan.


"Bukan hanya dari segi pembangunan, tapi juga pelayanan. Baik dari pelayanan kesehatan maupun pendidikan," tegasnya lantang.  Selasa, (22/02/2022).


Nur melanjutkan, aksi dilakukan bukan ajang untuk eksistensi, namun benar benar dari suara hati masyarakat dan memahami dari beberapa kajian.


"Kami turun kesini atas nama masyarakat, bukan ajang untuk eksistensi" lanjutnya.


Muhammad Nur melanjutkan, Gempar menagih janji-janji politik bupati karena  Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep belum mampu mengentaskan kemiskinan.


"Bupati dan Wakil Bupati Sumenep belum maksimal menjalankan program yang sudah di janjikan. Seperti penguatan kompetensi dan kesejahteraan guru Ngaji, peningkatan layanan kesehatan, pesantren enterpreneur, meningkatkan kreativitas ekonomi pemuda, lebih lebih mengentaskan kemiskinan masyarakat," ujarnya memberi contoh.


Di tempat yang sama,  peserta aksi lainnya Miftahul Arifin mempertanyakan,  program yang di janjikan Pemkab  ada gelontotran dana besar. 


Tapi pada hakikatnya, lanjut Mif sapaan akrabnya, tidak dirasakan sama masyarakat. 


"Selama ini hanya ada pelatihan-pelatihan formalitas, gak jelas Grand Designya, terutama di persoalan Wirausaha Santri. Pada hakikatnya masyarakat belum merasakan janji politik Bupati-Wakil Bupati berjalan Maksimal," ujarnya. 


Selain itu, massa mempertanyakan komitmen Bupati dan Wabup Sumenep terkait pemberdayaan guru ngaji.


Misalnya bantuan guru ngaji belum merata dan tidak ada dorongan dari pemerintah untuk memperhatikan fasilitas setiap guru ngaji.


Miftahul Arifin mencontohkan, janji Pemkab untuk melayani masyarakat nyatanya pemkab sendiri yang ingin di layani.


 "Pembangungunan listrik di Pulau Sapeken sampai saat ini belum ada kejelasannya. Mana pelayanan dari pemkab, apakah yang ingin di layani masyarakat. Di Pulau Sase'el Kecamatan Sapaken saja pembangunan listrik untuk hanya tiangnya yang terpajang," kata aktivis asal Sapeken ini.


Sekedar informasi sampai aksi selesai bupati dan wakil bupati tidak menmemui massa aksi. Sempat akan ditemui oleh asisten I Pemkab Sumenep Didik Wahyudi. Namun pendemo enggan berdialog dan langsung membubarkan diri. (Yd/Red).

Bagikan:

Komentar