|
Menu Close Menu

Literasi Batik

Rabu, 23 Maret 2022 | 09.18 WIB



Oleh : Musaffa Safril

Lensajatim.id, Opini- Umumnya, orang-orang menganggap bahwa batik itu terdiri dari tiga jenis, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik print.


Berikut kita uraikan mengenai apa itu batik:


1. Batik Tulis

Batik tulis adalah kain yang dihias dengan pola dan corak batik menggunakan tangan, biasanya menggunakan canting dan pembuatannya lebih lama.

Ini adalah teknik yang memerlukan ketekunan, sehingga harga kain yang dihasilkan umumnya lebih mahal.


2. Batik Cap

Batik cap adalah teknik yang muncul setelah perang dunia ke-2, saat membatik tak hanya dilakukan oleh wanita dan mulai melibatkan pria. Pada teknik ini, kain-kain dihiasi corak batik yang dibentuk dengan cap. Proses pembuatan batik jenis ini lebih cepat dan hasilnya berupa pola-pola yang berulang.


3. Batik Kombinasi

Seperti namanya, batik kombinasi merupakan perpaduan dua metode membatik, yaitu tulis dan cap.

Jadi, biasanya pola utamanya akan dibuat menggunakan cap, sementara detail dan isinya (isen-isen) dibuat dengan teknik tulis.


4. Batik Lukis

Batik lukis adalah proses pembuatan batik yang relatif baru, dan memadukan antara batik tulis atau cap dengan pewarnaan langsung pada bagian-bagian tertentu.

Jadi, jika menemukan batik dengan warna-warna beragam di bagian tertentu, misalnya pada motif bunga, kemungkinan besar batik itu dibuat dengan teknik lukis atau colet.

Sebab, jika menggunakan terlalu banyak warna saat membantik dengan metode tulis, pengerjaannya pun akan lebih lama karena harus menutup motif berulang-ulang setiap kali akan memberi warna baru. Karena itulah beberapa pengrajin menggunakan cara colet untuk bagian-bagian tertentu.


Batik yang dihasilkan dari semua metode di atas tentu tidak akan sempurna. Pasti ada saja perbedaan motif atau besar kecilnya garis dan titik, terutama pada batik tulis.


Ketidaksempurnaan kain batik asli juga disebabkan oleh lubernya lilin atau malam. Pada batik tulis, titik di bagian awal dan akhir pola pun lebih besar, karena membatik dengan canting akan menggunakan tekanan yang lebih besar pada awal dan akhir pola, serta membuat goresan lebih tegas.


Motif batik tulis juga jauh lebih luwes jika dibandingkan dengan motif batik cap dan kain print. Hal ini disebabkan tidak adanya pengulangan pada motifnya.

Lalu, bagian belakang kain batik akan menunjukkan sisa-sisa pengerjaan, berupa warna yang tembus dan lainnya.


Nah, berbanding terbalik dengan batik asli, kain print bermotif batik dibuat dengan mesin, sehingga menghasilkan motif yang sempurna dan tentu saja di bagian belakang kainnya tidak akan ada bekas warna alias mulus.


Dari segi harga pun jauh berbeda. Batik, terutama batik tulis, dijual dengan harga yang cukup tinggi, bahkan, bisa mencapai ratusan juta. Sementara itu, kain print bermotif batik dijual dengan harga lebih murah karena merupakan cetak mesin.


Namun, karena harga murah itulah banyak yang tergiur dengan kain print. Apalagi, sepintas kain batik asli dan kain print terlihat sama, sehingga tidak akan ada yang curiga.


Seiring dengan semakin maraknya kain printing motif batik di pasaran tentu berpengaruh terhadap pendapatan para pembatik asli, sehingga tidak sedikit dari para pengrajin batik tulis yang usahanya gulung tikar karena tidak mampu bersaing harga dengan dominasi kain printing.


-Ketua Bidang Perekonomian, Koperasi & Pengembangan UKM PW GP Ansor Jawa Timur

Bagikan:

Komentar