|
Menu Close Menu

BPBD Malang Bersihkan Sisa Banjir dan Tanah Longsor

Senin, 24 Oktober 2022 | 10.08 WIB

Petugas Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat tegaskan proses pembersihan sisa banjir dan tanah longsor. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Malang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Jawa Timur (Jatim) melalui Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat tegaskan proses pembersihan sisa banjir dan tanah longsor.


Diketahui sebelumnya, bencana di Kabupaten Malang bermula dari hujan berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah Malang selatan pada Senin (17/10/2022) kemaren.


Kondisi tersebut mengakibatkan tinggi muka air di hulu Sungai Panguluran yang berada di Desa Kedung Banteng mengalami kenaikan yang cukup signifikan. 


Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh jurnalis media ini, situasi tersebut mengakibatkan perkampungan yang berada di hilir sungai mengalami kenaikan muka air.


Sejumlah wilayah di Kabupaten Malang sempat mengalami banjir bandang, banjir luapan, dan tanah longsor pada awal pekan lalu. Setidaknya ada 52 desa di sembilan kecamatan yang ikut terdampak bencana tersebut.


Rinciannya, yakni masing-masing delapan desa di Kecamatan Ampelgading dan Kecamatan Tirtoyudo, lima desa di Kecamatan Dampit, sembilan desa di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, masing-masing tuju desa di Kecamatan Gedangan dan Kecamatan Donomulyo.


Kemudian, lima desa di Kecamatan Dampit, masing-masing tiga desa di Kecamatan Bantur dan Kecamatan Kalipare serta dua desa di Kecamatan Pagak. 


Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan air sisa banjir di permukiman warga sudah mulai surut.


"Semua jalur yang tertutup longsor sudah terkondisikan dan dalam proses penanganan," katanya saat diwawancarai oleh sejumlah awak media, Minggu (23/10/2022).


Lebih lanjut, dirinya menjelaskan proses pembersihan sisa material bencana di Desa Sitiarjo dan Desa Pujiharjo sudah 100 persen.  


"Untuk pembersihan di Desa Lebakharjo sudah 75 persen," katanya menegaskan.


Pihaknya menambahkan, kini sejumlah stakeholder telah membangun jembatan darurat menuju Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. 


"Namun jembatan penghubung dusun di Desa Arjosari masih terputus," imbuhnya.


Adapun proses pendataan dan penanganan masih terus berlangsung, lanjut Sadono, sudah tidak ada titik pengungsian terpadu. 


"Saat ini para pengungsi bertempat di rumah saudara atau tetangga masing-masing yang tidak terdampak," tandasnya. (Fauzi)

Bagikan:

Komentar