|
Menu Close Menu

Kiai Asep Sebut Mahfud MD dan Khofifah Keder NU yang Layak Maju Pilpres

Senin, 17 April 2023 | 23.00 WIB

Menko Polhukam, Mahfud MD saat silaturahmi dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA dalam sebuah kesempatan. (Dok/Istimewa).

lensajatim.id Jakarta – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Berbuka Bersama (Bukber) dengan Menko Polhukam Prof Dr Mahfud MD di rumah dinasnya di Jalan Denpasar Raya Jakarta Selatan, pada Sabtu (15/4/2023). 


Diketahui, Kiai Asep didampingi M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE yang juga penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Buku yang kini viral itu menceritakan kiprah dan perjuangan Kiai Asep.


Selain Mas’ud Adnan tampak Dr Aris Adi Leksono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Kiai Asep sendiri adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pergunu yang kini memiliki 514 pengurus cabang (kabupaten/kota) dan 33 pengurus wilayah (provinsi) seluruh Indonesia.


“Akhirnya sampai juga ke sini,” kata Mahfud MD takdzim sembari mempersilakan Kiai Asep Saifuddin Chalim duduk di kursi yang sudah disiapkan, sebagai mana ditulis Bangsaonline.

Diketahui, Mahfud MD sudah lama mengenal Kiai Asep bahkan Mahfud MD beberapa kali berkunjung ke pondok pesantren yang diasuh Kiai Asep: Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan pacet Mojokerto Jawa Timur.


Kiai Asep berada di rumah dinas Menko Polhukam Mahfud MD cukup lama. Bahkan Kiai Asep sempat menjadi imam salat jamaah maghrib. Sementara Menko Polhukam Mahfud MD dan beberapa stafnya menjadi makmum. Diantaranya, Staf Khusus Imam Marsudi dan mantan wartawan Mabroer MS.


Dalam pertemuan penuh kekeluargaan itu, Kiai Asep mengaku mendukung langkah-langkah Mahfud MD terutama dalam penegakan hukum. Diantaranya kasus Ferdy Sambo dan terbongkarnya kasus Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan yang belakangan menjadi sorotan publik.


Menurut Kiai Asep, Mahfud MD adalah kader NU yang memiliki integritas dan tegas.


“Indonesia membutuhkan tokoh seperti Pak Mahfud MD. Punya integritas, tegas dan memikirkan negara, bukan hanya memikirkan dirinya sendiri,” tegas Kiai Asep.


Menurut dia, problem Indonesia selama ini karena pejabat tinggi hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Tak berpikir negara, bangsa, apalagi nasib rakyat. Akibatnya, keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran yang dicita-citakan para pejuang kemerdekaan RI jauh panggang dari api.


Menurut Kiai Asep, munculnya kader NU seperti Mahfud MD membangkitkan optimisme para kiai atau ulama. Mahfud MD, tegas Kiai Asep, telah terbukti berani membongkar sekaligus menyelesaikan masalah-masalah krusial kebangsaan.


“Pak Mahfud MD adalah sosok kader NU sangat tatag dalam persoalan krusial bangsa,” kata Kiai usai pertemuan.


"Kader NU yang layak jadi capres dan cawapres adalah Khofifah dan Mahfud MD," sambungnya.


Kiai Asep juga mengapresiasi kemampuan dan kepiawaian Mahfud MD dalam menyelesaikan masalah. Kiai Asep berpendapat bahwa tokoh sekaliber Mahfud MD  diletakkan pada posisi mana saja akan berperan maksimal. 


“Saya yakin kalau Pak Mahfud MD , jadi Presiden atau Wakil Presiden, akan tetap berfungsi secara maksimal,” tambah Kiai Asep. Karena itu Kiai Asep mendorong Mahfud MD sebagai presiden atau wakil presiden.


Lalu bagaimana tanggapan Mahfud MD. Tokoh asal Madura itu tampak tersenyum. 


“Kita ikuti saja perkembangannya,” kata Mahfud MD yang dikenal sebagai kader Gus Dur dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK).


Sebatas informasi tambahan, Mahfud MD beberapa kali berkunjung ke Pesatren Amanatul Ummah yang kini memiliki 16.000 santri dan mahasiswa.


Pertama, pada tahun 2018. Tepatnya, Ahad 1 Juli 2018. Saat itu Mahfud MD mengaku penasaran dan bertanya, benarkah Kiai Asep Saifuddin Chalim putra ulama pendiri NU?


Kiai Asep kemudian menceritakan tentang abahnya. ”Saya pernah jadi ketua PCNU Surabaya. Tapi walaupun saya ketua NU tak pernah menceritakan saya anak pendiri NU,” kata Kiai Asep kepada Mahfud MD yang tampak serius menyimak jawaban Kiai Asep.


”Saya baru cerita setelah saya punya Pacet,” kata Kiai Asep sembari tersenyum. Maksudnya ia berani bicara ke publik sebagai putra salah satu kiai pendiri NU setelah ia sukses mendirikan pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto.


Kiai Asep kemudian bercerita bahwa abahnya, Kiai Abdul Chalim, adalah sahabat akrab KH Abdul Wahab Hasbullah saat sama-sama mondok di Makkah. Sepulang dari Makkah dua sahabat itu bertemu lagi di Surabaya. Di bawah restu dan bimbingan Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari, Kiai Abdul Wahab dan Kiai Abdul Chalim, lalu mendirikan NU. 


Seperti para pendiri NU lainnya, Kiai Abdul Wahab dan Kiai Abdul Chalim juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan RI. 


Kedua, Mahfud MD berkunjung ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah pada Sabtu, 8 Oktober 2022. Saat itu Prof. Mahfud MD menghadiri undangan untuk memberikan kuliah umum program pascasarjana Institut pesantren KH. Abdul Chalim IKHAC Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. (Zi/Bso)

Bagikan:

Komentar