|
Menu Close Menu

Peluang Sosok Pemimpin, Seperti Apa?

Minggu, 30 Juli 2023 | 09.39 WIB




Oleh: Irwan Hidayat*


Lensajatim.id, Opini- Dalam hal kepemimpinan, Saya mengamati dari per-kopi-an dari meja kemeja pasti tidak terlepas pembahasannya jauh dari tentang kepemimpinan, baik pemimpin di suatu organisasi, pemimpin wakil rakyat dan bahkan apalagi dalam menjalankan sebuah negara, tentunya rakyat akan bersaing untuk menjadi pemimpin.


Seorang Pemimpin adalah orang yang memiliki keterampilan dan kekuatan. Di atas segalanya, keterampilan dan kekuatan dalam suatu bidang, untuk dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan tertentu untuk mencapainya satu atau lebih tujuan (Kartini Kartono, 1994:33). Dari pengertian pemimpin dapat disimpulkan bahwa pemimpin bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun tidak seperti kepemimpinan saat ini, banyak pemimpin sekarang bertindak sendiri demi kebaikan mereka sendiri.


Posisi dan Tindakan


Leadership is not position, but action. Ungkapan ini tersebar luas, tetapi tidak ada yang benar-benar dapat menerapkannya. Kenapa begitu? Karena masih banyak orang yang beranggapan bahwa kepemimpinan itu jabatan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah seseorang, apa yang harus dilakukan, dan dihormati serta dikagumi banyak orang.


Pemimpin adalah pelayan? Mungkin di benak banyak orang itu adalah istilah yang merendahkan, namun pada kenyataannya memiliki makna yang mendalam. Pembantu umumnya adalah menugaskan seseorang untuk membantu mengurus kebutuhan keluarga (baik). Namun dalam kerangka pemerintahan, yang disebut abdi dalem adalah mereka yang membantu dan mengurusi kebutuhan masyarakat, tentu suatu kehormatan mengabdi kepada rakyat, misalnya delegasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).


Dalam kerangka pemerintahan, jika seseorang berhasil menjadi pemimpin, berarti dia siap melayani masyarakat secara luas. Pemimpin yang tidak bisa berubah adalah pemimpin yang gagal. Jangan pernah berasumsi bahwa sebagai seorang pemimpin, Anda akan memiliki otoritas penuh untuk memerintah, melakukan apapun yang Anda inginkan, karena pada hakikatnya pemimpin harus meminta izin kepada masyarakat untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang melayani masyarakat. Karena kebijakan para pemimpin harus untuk kebaikan bersama.


Namun faktanya, banyak kepala daerah yang tidak menjalankan tanggung jawab dan tugasnya dengan baik, terutama jika menyangkut kepentingan publik. Inilah sebabnya mengapa banyak orang tidak lagi mempercayai pemimpin mereka. Pemimpin dipilih karena memang seharusnya bisa memperjuangkannya, Tapi apa yang orang dapatkan setelah pemimpin yang mereka percayai bungkam? Mereka hanya kecewa. Memperjuangkan masyarakat tentunya tidak mudah, karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam memperjuangkan masyarakat terkadang kepentingan para pemimpin akan kalah. terhalang, oleh karena itu Seorang pemimpin harus memiliki pemikiran politik.


Politik adalah sikap seseorang yang menempatkan kebaikan bersama di atas kepentingan individu dan kolektif. Hal lain yang juga tidak kalah penting untuk menjadi seorang pemimpin adalah kejujuran, mengapa begitu penting? Karena ketika pemimpin tidak didasarkan pada kejujuran, korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) mudah muncul, yang mengakibatkan konsekuensi yang menyakitkan bagi masyarakat. “Banyak orang pintar tapi sedikit orang jujur” adalah dialog yang tepat karena orang jujur sulit ditemukan sekarang, dan pemimpin yang jujur dapat dihitung dengan jari pemerintah kita saat ini.


Ketika penguasa memiliki pemikiran negarawan dan sikap jujur, maka masyarakat yang sejahtera (welfare state) dapat tercipta. Mencapai masyarakat yang sukses membutuhkan waktu, tetapi dengan pemimpin yang baik jujur apapun bisa terjadi, apalagi itu adalah tujuan yang baik dan untuk kebaikan bersama. Dengan karakteristik seperti itu, pemimpin akan dapat melayani masyarakat dengan baik. Kebanyakan orang berlomba-lomba menjadi pemimpin agar menjadi orang penting dan terkemuka yang disegani dan disegani banyak orang. Ini hanya akan terjadi jika Anda siap menjadi pelayan dan melayani banyak orang.


*) Penulis adalah Irwan Hidayat Mahasiswa Pascasarjana Universitas Paramadina dan Penulis Buku ‘Potret Kemandirian Desa’.

Bagikan:

Komentar