|
Menu Close Menu

Peringati Hari Pahlawan, Kopri Pasuruan Gelar Napak Tilas

Sabtu, 11 November 2023 | 21.22 WIB

Napak Tilas Kopri dalam rangka Hari Pahlawan. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id Pasuruan – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Pengurus Cabang (PC) Pasuruan, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri (Kopri) menggelar Napak Tilas ke Makam Pahlawan Jum'at (10/11/2023) kemarin.


Kegiatan yang bertajuk “Kopri Napak Tilas” dilakukan pada 3 titik. Pertama, Taman Makam Pahlawan Kota Pasuruan, dilanjutkan ke makam mbah Sayyid Hasan Sanusi dan diakhiri dengan mengunjungi makam Romo Kiai Hamid Pasuruan.


Di sana, menggelar tahlil bersama oleh seluruh kader Kopri yang dipimpin oleh M.Tommy Yahya. Kemudian, dilanjutkan diskusi bersama dengan narasumber Fatimatuz Zahro.


Ketua Kopri PC PMII Pasuruan, Fatimatuz Zahro  mengatakan agenda tersebut untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia dan sekaligus menyongsong Harlah Kopri yang Ke-56.


"Himbauan mengadakan kegiatan ini, juga disampaikan kepada Kopri se-Jawa Timur oleh Kopri PKC Jatim untuk melakukan napak tilas di daerah masing-masing," katanya, Jum'at (10/11/2023) kemeren.


Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa pelaksanaan napak tilas ini sebagai perwujudan akan pentingnya mengenang setiap tanggal 10 November dan merupakan momen penting dalam menumbuhkan rasa hormat terhadap jasa para pahlawan.


"Kegiatan ini, menegaskan kembali bahwa nilai dari perjuangan itu yang mengubah tata kehidupan masyarakat. Hari Pahlawan  diperingati setiap tanggal 10 November dan merupakan momen penting dalam menumbuhkan rasa hormat terhadap jasa para pahlawan dan menegaskan kembali bahwa nilai dari perjuangan itu yang mengubah tata kehidupan masyarakat," katanya menegaskan.


Dalam diskusi Narasumber menyampaikan, Gedung-gedung tua peninggalan penjajah Belanda adalah saksi nyata bekas kejayaan Pasuruan di masa lampau. Menyusuri Jalan Pahlawan seperti melihat dan mendengar kembali alam zaman Belanda. 


"Menurut kronik Jawa, tentang penaklukan oleh Sultan Trenggono dari Demak, Pasuruan berhasil ditaklukan pada tahun 1545. Sejak saat itu Pasuruan menjadi kekuatan Islam yang penting di ujung timur Jawa. Pada tahun-tahun berikutnya terjadi perang dengan kerajaan Blambangan yang masih beragama Hindu-Budha. Pada tahun 1601 ibu kota Blambangan dapat direbut oleh Pasuruan," urainya.


Pada tahun 1617-1645 yang berkuasa di Pasuruan adalah seorang Tumenggung dari Kapulungan yakni Kiai Gede Kapoeloengan yang bergelar Kiai Gedee Dermoyudho I. Berikutnya Pasuruan mendapat serangan dari Kertosuro sehingga Pasuruan jatuh dan Kiai Gedee Kapoeloengan melarikan diri ke Surabaya hingga meninggal dunia dan didigantikan putra dan cucunya hingga kekuasaan diberikan kepada Untung Suropati.


"Selama 20 tahun pemerintahan Suropati (1686-1706) dipenuhi dengan pertempuran-pertempuran melawan tentara Kompeni Belanda. Namun demikian dia masih sempat menjalankan pemerintahan dengan baik serta senantiasa membangkitkan semangat juang pada rakyatnya," imbuhnya.


Pemerintah Belanda terus berusaha menumpas perjuangan Untung Suropati, setelah beberapa kali mengalami kegagalan. Belanda kemudian bekerja sama dengan putra Kiai Onggojoyo yang juga bernama Onggojoyo untuk menyerang Untung Suropati. 


"Mendapat serangan dari Onggojoyo yang dibantu oleh tentara Belanda, Untung Suropati terdesak dan mengalami luka berat hingga meninggal dunia (1706)," tutup diskusi tersebut.


Sebatas informasi tambahan,  Do’a bersama dan ziarah tersebut, hal itu merupakan momen penting dalam menumbuhkan rasa hormat terhadap jasa para pahlawan dan menegaskan kembali bahwa nilai dari perjuangan itu yang mengubah tata kehidupan masyarakat kini. (Zi)

Bagikan:

Komentar