Oleh Masmuni Mahatma
Lensajatim.id, Puisi- Duh, Tretan
Mungkin kau masih lelap di tikar pandan
Jejakmu yang kuhitung diantara Lombang-Payudan
Sebagian mulai genapi sisa percakapan
Kalau lusa bibit cemara tak lagi berdesah di dahan-dahan
Celupkan saja matahari ke seluruh badan
Kau pasti ingat cara kita bertahan
Dalam remuk tak berkesudahan
Kau lahir dinamai Matsawer
Ditumbuk dari darah yang tercecer
Di pulau-pulau terluar
Ada yang menyebut tempat leluhur
Menjinakkan celurit-celurit berlapis akar
Kau yang dulu sering berucap lapar
Belum cicipi buah bidara yang terbakar
Dalam dzikir ia lunakkan halilintar
Diantara doa-doa rindu ia kian kekar
Kaulah Matsawer
Beralis urat-urat tembakau
Tulang rusukmu serupa pisau
Nadimu memanjang hingga tanah rantau
O, Matsawer, kalau jelang siang kau terbangun
Eja huruf-huruf bisu tak bergaun
Tepat di dadamu sebelah kanan
Matahari pernah selipkan air mata
Yang mesti kau rawat sampai di surga
Madura lautan cinta
Samudera napas dan rindu sedupa
020724
Komentar