|
Menu Close Menu

Ning Lia Manfaatkan Momentum Reses untuk Dengar Curhatan Masyarakat di 15 Kabupaten dan Kota di Jatim

Selasa, 17 Juni 2025 | 16.44 WIB

Lia Istifhama, Anggota DPD RI asal Jawa Timur dalam salah satu kegiatan reses.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Surabaya — Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, S.Sos., S.H.I., S.Sos.I., M.E.I., atau yang akrab disapa Ning Lia, menyelesaikan agenda resesnya yang berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 23 Mei hingga 23 Juni 2025. Dalam periode tersebut, ia mengunjungi 15 kabupaten/kota di Jatim untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.


Wilayah yang disambangi Ning Lia antara lain Kota Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto, Malang, Lamongan, Sidoarjo, Lumajang, Sumenep, Pamekasan, Tuban, Tulungagung, Madiun, Trenggalek, dan Bojonegoro.


“Reses ini merupakan bentuk komitmen untuk mendengar langsung suara masyarakat, khususnya menyangkut isu-isu strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial,” ungkap Ning Lia sebagaimana ditulis Radar Gresik, Senin (17/6/2025).


Salah satu fokus utama Ning Lia adalah isu kesehatan, terutama terkait implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ia menyoroti masalah konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang memicu peningkatan obesitas remaja, kurangnya sosialisasi UU Kesehatan, hingga keterbatasan layanan kesehatan di daerah pinggiran.


Isu TBC juga mencuat, termasuk kurangnya skrining di lingkungan kerja seperti pabrik, keterlambatan pembayaran tenaga kesehatan, dan perlakuan diskriminatif terhadap pasien. “Perlu ada strategi komunikasi publik yang menyeluruh serta penguatan kader kesehatan komunitas,” tegas Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini.


Ia juga mendorong pemerataan layanan kesehatan, penggunaan teknologi seperti WaOSS untuk pengobatan TBC, serta optimalisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar lebih transparan dan merata.


Dalam bidang pendidikan, Ning Lia menekankan pentingnya revisi terhadap sistem zonasi PPDB 2025 serta penguatan pendidikan inklusif. Ia mencatat berbagai permasalahan seperti keterbatasan Rombel di Sekolah Rakyat, kekurangan guru profesional, dan ketimpangan antara sekolah negeri dan madrasah.


“Reformasi kurikulum nasional yang lebih adaptif terhadap generasi digital-native sangat mendesak. Selain itu, distribusi guru ke wilayah 3T perlu dibarengi dengan insentif dan skema penugasan yang jelas,” ujar Keponakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa ini.


Ia juga mengusulkan digitalisasi data sekolah, reformasi kurikulum perguruan tinggi, dan percepatan pembangunan transportasi pendidikan seperti angkutan sekolah.


Tak hanya kesehatan dan pendidikan, Ning Lia juga menerima aspirasi terkait isu lingkungan, terutama polusi udara akibat pengolahan tembakau. Ia menilai perlu adanya audit lingkungan dan kemungkinan relokasi industri yang tidak ramah lingkungan demi menjaga kualitas hidup warga sekitar.


“DPD RI memiliki komitmen kuat untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Melalui reses ini, kami tidak hanya mendengar, tapi juga membawa solusi konkret untuk diperjuangkan dalam forum kebijakan nasional,” pungkas Ning Lia.


Dengan hasil reses yang komprehensif, Ning Lia berharap aspirasi masyarakat Jawa Timur bisa menjadi bahan masukan strategis dalam perumusan kebijakan yang inklusif dan berkeadilan. (Had)

Bagikan:

Komentar