|
Menu Close Menu

Achmad Hidayat Nyaris Bakar Diri di Depan Kantor PDIP Surabaya

Jumat, 18 Juli 2025 | 15.55 WIB

Achmad Hidayat saat mencoba membakar diri di depan Kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Surabaya-Tokoh muda PDIP, Achmad Hidayat, nyaris membakar dirinya sendiri di depan kantor DPC PDIP Surabaya, Jumat (18/7/2025) siang. Aksi itu diduga sebagai sebuah bentuk protes terhadap dominasi yang ia tuding dilakukan oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.


Achmad Hidayat tiba di lokasi sekitar pukul 13.35 WIB, mengenakan kemeja merah khas partai, bersarung, dan memakai kopiah. Di tangannya, ia membawa tiga botol spirtus berukuran 1,5 liter dan sebilah keris — simbol yang kuat akan perlawanan serta niat bulatnya. Begitu turun dari kendaraan, ia langsung menyiramkan cairan spirtus ke tubuhnya. Namun, sebelum sempat menyalakan api, Satgas PDIP dan aparat kepolisian berpakaian preman sigap mengamankan dirinya.


Dalam kondisi penuh emosi, Achmad Hidayat berteriak keras, “Ojok wedi mbek Armuji, enggak ngara wani de’e” (Jangan takut sama Armuji, saya saja berani lawan dia!). Ia menegaskan bahwa Satgas partai seharusnya melindungi partai dan rakyat, bukan kepentingan personal. “Satgas sing mbok jogo partai loh ya, bukan kepentingan orang” (Satgas itu untuk menjaga partai, bukan jadi alat pribadi). Siap!," ujarnya lantang sambil mencoba memberontak dari pengamanan.


Tak hanya itu, dengan suara bergetar dan mata merah, ia menuduh Armuji telah memanfaatkan partai demi ambisi pribadi. Ia berteriak, “De’e wedi dunyoe ilang. Kene nggae nyowo, enggak ngara wani de’e. Ojok nunggangi partai gae kepentingan dewe.” (Dia takut kehilangan kekuasaan. Di sini saya pertaruhkan nyawa, saya berani lawan dia. Jangan tunggangi partai untuk kepentingan sendiri). 


Aksi nekat tersebut diperkirakan merupakan buntut dari konflik internal yang telah lama membara, terutama setelah Achmad dipecat dari jabatannya sebagai Sekretaris DPC PDIP Surabaya. Menurut informasi, pemecatan itu digerakkan oleh sejumlah pengurus DPC yang disebut-sebut dekat dengan Armuji.


Meski dalam tekanan, Achmad Hidayat tetap menunjukkan loyalitasnya terhadap partai dan sang ketua umum. Di tengah kerumunan yang memanas, ia masih sempat meneriakkan, “Hidup Megawati! Hidup PDI Perjuangan!”


Reaksi cepat Satgas dan aparat setidaknya mencegah tragedi fisik, namun secara politik, luka yang ditinggalkan justru membuka wacana yang lebih besar: bagaimana wajah demokrasi dan loyalitas partai dipertaruhkan di tengah konflik internal. (Had) 


Bagikan:

Komentar