|
Menu Close Menu

Macopat Sumenep Bawa Nuansa Tradisi di Panggung Biennale Jatim XI 2025

Selasa, 26 Agustus 2025 | 09.42 WIB

Penampilan Komunitas Remaja Kidung Artatya asal Desa Lapa Taman, Sumenep. Dengan irama khas macopat Madura dalam ajang Biennale Jatim XI 2025.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Sumenep- Biennale Jatim XI 2025 resmi dibuka pada 24 Agustus 2025 lalu di Pudak Galeri, Gresik, Jawa Timur. Gelaran seni dan budaya dua tahunan ini menghadirkan ragam ekspresi seni dari berbagai daerah di Jawa Timur, sekaligus menjadi ruang apresiasi bagi seniman, budayawan, hingga masyarakat umum. Turut hadir dalam acara tersebut, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.


Salah satu penampilan yang mencuri perhatian publik adalah suguhan tembang macopat dari Komunitas Remaja Kidung Artatya asal Desa Lapa Taman, Sumenep. Dengan irama khas macopat Madura, komunitas ini berhasil menghadirkan nuansa tradisi yang kental sekaligus memukau hadirin. Penampilan tersebut semakin istimewa karena berkolaborasi dengan seniman asal Malang, Ki Joko Tebon.


“Remaja Kidung Artatya ini merupakan salah satu komunitas pelestari tembang macopat Madura yang ada di Desa Lapa Taman, Sumenep,” ujar Maolana, salah satu penampil kepada media, pada Senin (25/8/2025).


Maolana menegaskan bahwa keberadaan komunitas ini layak mendapat apresiasi dan dukungan. “Masyarakat Sumenep harus berbangga dengan pemuda-pemuda yang mau mempertahankan kearifan lokal. Kami bangga bisa ikut berpartisipasi di Biennale Jatim XI 2025. Pemerintah juga seharusnya mendukung penuh upaya pelestarian macopat ini,” tambahnya.


Biennale Jatim XI 2025 mengusung tema “Hantu Laut”, yang merefleksikan kekayaan narasi budaya dan mitologi pesisir Jawa Timur. Melalui pertunjukan seni, pameran, dan kolaborasi lintas daerah, acara ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi sekaligus pengingat pentingnya melestarikan budaya lokal. (Yud/Had) 

Bagikan:

Komentar