![]() |
Aktivis DPC GMNI Kabupaten Bangkalan saat aksi 1 September 2025.(Dok/Istimewa). |
Ketua DPC GMNI Bangkalan, Fawas El Madani, menjelaskan bahwa aksi tersebut awalnya merupakan hasil konsolidasi bersama berbagai elemen mahasiswa. Namun, pada pelaksanaannya, muncul penambahan tuntutan yang tidak pernah dibahas dalam forum konsolidasi akbar sebelumnya.
Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi prinsip kolektifitas dan konsistensi, GMNI Bangkalan memutuskan menarik massa dari barisan aksi. Keputusan ini diambil karena dua tuntutan tambahan yang dimunculkan dinilai tidak sesuai dengan kesepakatan awal dan dapat merusak tradisi demokratis dalam gerakan mahasiswa.
“Bagi kami, konsolidasi adalah ruang untuk menyatukan pikiran dan merumuskan arah perjuangan. Kesepakatan yang dihasilkan harus dijaga bersama. Menambahkan agenda di luar hasil konsolidasi sama saja mengkhianati keputusan kolektif,” tegas Fawas.
Dalam pernyataannya, GMNI Bangkalan menegaskan tiga hal: menolak segala bentuk penambahan tuntutan di luar hasil konsolidasi, menarik massa sebagai wujud konsistensi terhadap kesepakatan awal, serta mengajak seluruh organisasi mahasiswa menjaga integritas perjuangan dengan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan kelompok.
GMNI Bangkalan percaya bahwa persatuan gerakan mahasiswa hanya bisa terwujud dengan sikap konsisten terhadap hasil kesepakatan bersama dan menghindari praktik yang berpotensi memecah belah. (Fiq)
Komentar