|
Menu Close Menu

Cak Firman Soroti Krisis Keteladanan Elit, Dorong Pembangunan Ekosistem Peer to Peer di Kalangan Pemuda

Rabu, 29 Oktober 2025 | 10.31 WIB

Cak Firman dan Cak Sunanto usia Podcast di UNUSA.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Surabaya — Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda, tokoh aktivis mahasiswa angkatan ’98, Firman Syah Ali atau yang akrab disapa Cak Firman, hadir sebagai narasumber dalam podcast @podcastfkipcerah di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Selasa (29/10/2025).


Podcast tersebut mengangkat tema “Menyoal Impotensi Gerakan Pemuda” dan dipandu oleh Dr. Sunanto, S.Pd., M.Pd., dengan Gubernur BEM FKIP UNUSA bertindak sebagai fasilitator.


Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, Gus Firman menyoroti berbagai faktor yang menyebabkan menurunnya peran dan fungsi pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


“Menurunnya fungsi dan peranan pemuda di tanah air saat ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya,” ujar Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) itu.


Menurutnya, secara ideologis, pemuda Indonesia kini tengah mengalami penurunan idealisme, patriotisme, dan nasionalisme. Hal itu diperkuat oleh hasil survei Populix yang menunjukkan 65 persen pemuda meyakini adanya kemerosotan nilai-nilai tersebut.


Secara politik, lanjutnya, partisipasi pemuda dalam pembangunan juga mengalami penurunan, sebagaimana tercatat dalam data Bappenas 2023. Sementara dari sisi ekonomi, angka pengangguran terbuka (TPT) di kalangan usia muda (15–24 tahun) tercatat tiga kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata nasional menurut data BPS.


“Dari sisi sosial budaya, pemuda kita sedang mengalami efek globalisasi, digitalisasi, dan krisis keteladanan elit,” tambahnya.


Menjawab pertanyaan host terkait solusi, Cak Firman menawarkan sembilan rekomendasi kebijakan strategis untuk memperkuat peran pemuda. Di antaranya adalah revolusi pembelajaran kolaboratif antara lembaga pendidikan, keluarga, dan pemerintah; penguatan idealisme melalui media sosial; program mentorship antara pemuda dan profesional; pelibatan pemuda dalam kebijakan publik; serta dorongan terhadap ekonomi kreatif, UMKM, dan kewirausahaan muda.


Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya revitalisasi kerja sama antara dunia pendidikan vokasi dan dunia usaha, serta pembangunan ekosistem peer to peer sebagai langkah menghadapi krisis keteladanan.


“Dari semua opsi yang saya tawarkan, saya kira yang paling prioritas adalah pembangunan ekosistem peer to peer. Role model itu penting dalam budaya kita. Pemuda harus saling menjadi teladan bagi sesamanya,” tegas Ketua Umum Konfederasi Olahraga Nahdlatul Ulama (KONU) sekaligus pengurus pusat Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) tersebut.


Melalui forum tersebut, Cak Firman  yang juga Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Jatim ini berharap semangat Sumpah Pemuda tak hanya menjadi seremonial, tetapi menjadi momentum kebangkitan moral, intelektual, dan keteladanan generasi muda Indonesia di tengah tantangan zaman yang kian kompleks. (Had) 

Bagikan:

Komentar