![]() |
| Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat serap aspirasi di Kampus UINSA Surabaya.(Dok/Istimewa). |
Kedekatan itu kembali terlihat dalam Forum Penyerapan Aspirasi Masyarakat yang digelar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Selasa (14/10/2025). Dalam forum bertema “Penguatan Demokrasi Substansial Berdasarkan Pancasila”, Lia tampil dengan gaya khasnya — hangat, lugas, dan membumi. Suasana forum pun terasa cair dan interaktif, layaknya perbincangan santai antara sahabat.
Dalam sambutannya, salah satu pimpinan UINSA menilai gaya komunikasi Lia sebagai sesuatu yang berbeda dari kebanyakan politisi.
“Ning Lia ini politisi yang gayanya beda. Dekat dengan mahasiswa, komunikatif, dan nggak kaku,” ujarnya.
Karena kedekatan itulah, pihak kampus kerap memberi ruang bagi Lia untuk terlibat langsung dalam berbagai kegiatan mahasiswa. Ia dianggap mampu menjadi jembatan komunikasi antara aspirasi generasi muda dengan lembaga negara.
Fenomena kehadiran Lia di tengah mahasiswa bukanlah hal baru. Sosoknya dikenal memiliki pendekatan spiritual, nasionalis, dan modern, sehingga mudah diterima oleh berbagai kalangan. Tak sedikit peserta forum yang menyebut Lia sebagai role model politisi perempuan yang inspiratif.
“Kalau dengar Ning Lia bicara, rasanya seperti ngobrol sama kakak sendiri. Adem, tapi juga ‘nendang’ kalau sudah bahas soal demokrasi dan kebangsaan,” tutur salah satu mahasiswa peserta forum.
Dalam kesempatan itu, Lia menegaskan bahwa salah satu tugas utama anggota DPD RI adalah menyerap dan menyuarakan aspirasi masyarakat, termasuk dari kalangan mahasiswa.
“Mahasiswa adalah ujung tombak demokrasi. Maka penting bagi saya untuk mendengar langsung aspirasi mereka, memahami keresahan mereka, dan memastikan suara mereka sampai ke pusat,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan demokrasi yang tidak sekadar prosedural, tetapi substansial dan berpihak pada nilai-nilai Pancasila.
Saat ditanya mengapa dirinya begitu dekat dengan mahasiswa, Lia menjawab dengan nada santai namun penuh makna.
“Saya merasa mahasiswa itu punya semangat luar biasa. Mereka kritis, punya idealisme, dan mau belajar. Ngobrol sama mereka tuh serasa ngobrol sama bestie. Bedanya, mereka juga ngajarin saya banyak hal,” ujarnya sambil tersenyum.
Kedekatan inilah yang membuat Lia sering diundang ke berbagai forum kampus, bukan hanya sebagai narasumber, tetapi juga sebagai sahabat diskusi yang ditunggu-tunggu.
Di tengah citra politisi yang kerap dianggap jauh dari rakyat, kehadiran Lia Istifhama menjadi pengecualian. Dengan pendekatan yang otentik dan kehadiran nyata di tengah masyarakat — khususnya generasi muda — Lia membuktikan bahwa politik bisa dijalankan dengan hati.
Tak heran jika banyak mahasiswa berharap agar lebih banyak wakil rakyat seperti dirinya: tidak hanya hadir saat kampanye, tetapi juga terus mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi rakyat sepanjang waktu. (Had)


Komentar