|
Menu Close Menu

Menyambut KTT ASEAN di Malaysia: PBB, ASEAN, dan Kesejahteraan Global

Selasa, 28 Oktober 2025 | 08.28 WIB

 


Oleh: Dr. A. Effendy Choirie

Ketua Umum DNIKS, Anggota DPR/MPR RI FPKB 1999–2013


Pendahuluan

Lensajatim.id, Opini- Kesejahteraan global merupakan cita-cita besar umat manusia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan ASEAN berperan penting dalam upaya ini melalui kolaborasi lintas batas untuk perdamaian, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan. KTT ASEAN di Malaysia menjadi momentum strategis memperkuat komitmen kawasan Asia Tenggara dalam mendukung Agenda 2030 PBB dan tujuan kesejahteraan sosial global.


Peran PBB dalam Meningkatkan Kesejahteraan Dunia

PBB menjadi motor utama pembangunan berkelanjutan melalui Agenda 2030 dan 17 Tujuan SDGs, mencakup pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, energi bersih, kesetaraan gender, dan aksi iklim. Program PBB melalui lembaga seperti UNDP, UNICEF, WHO, dan FAO membantu jutaan masyarakat miskin di dunia. Namun, struktur global yang timpang masih menyisakan ketidakadilan ekonomi antara negara maju dan berkembang.


ASEAN dan Kesejahteraan Kawasan Asia Tenggara

ASEAN berkembang menjadi komunitas dengan tiga pilar utama: politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya. Pilar sosial-budaya menegaskan komitmen kesejahteraan melalui pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Program seperti ASEAN Declaration on Strengthening Social Protection (2013) dan ASEAN Strategic Framework on Social Welfare (2015–2025) menjadi landasan kolaborasi kesejahteraan di kawasan.


Sinergi PBB dan ASEAN untuk Kesejahteraan Global

PBB dan ASEAN bersinergi melalui ASEAN-UN Comprehensive Partnership Framework untuk menguatkan implementasi SDGs di Asia Tenggara. Fokus kolaborasi mencakup pemberdayaan perempuan, penanggulangan kemiskinan, dan penanganan krisis iklim. Indonesia berperan sebagai jembatan antara dunia global dan regional, menjadi pelopor dalam integrasi program sosial global dengan kebijakan nasional kesejahteraan.


Kritik dan Refleksi

Walau cita-cita besar telah disepakati, kesenjangan antara kebijakan dan realitas masih lebar. Kekayaan global terkonsentrasi di segelintir negara, sementara jutaan rakyat dunia masih berjuang melawan kemiskinan. Tata ekonomi dunia perlu direformasi agar berkeadilan sosial dan manusia menjadi pusat pembangunan, bukan hanya modal.


Penutup

KTT ASEAN di Malaysia diharapkan memperkuat sinergi PBB dan ASEAN dalam mewujudkan dunia yang damai, adil, dan sejahtera. Indonesia sebagai bangsa besar dengan filosofi gotong royong dan nilai Pancasila harus menjadi teladan dalam mengimplementasikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, sejalan dengan semangat SDGs dan cita-cita kesejahteraan global.


Daftar Pustaka


1. United Nations. Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development, 2015.


2. ASEAN Secretariat. ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint 2025, Jakarta, 2016.


3. Bappenas RI. Laporan SDGs Indonesia 2024.


4. DNIKS. Dokumen Pokok-Pokok Pikiran Kesejahteraan Sosial Nasional, 2025.


5. World Bank. Poverty and Inequality Data Portal, 2024.

Bagikan:

Komentar