|
Menu Close Menu

Ning Lia: Pemenuhan Hak Pendidikan Harus Sejalan dengan Literasi dan Karakter di Era Digital

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 17.03 WIB

Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jawa Timur dalam acara Penyerapan Aspirasi Masyarakat di Rumah Apung Rachmawati, Gresik.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Gresik— Anggota Badan Pengkajian MPR RI, Dr. Lia Istifhama, menegaskan pentingnya pemenuhan hak dasar warga negara di bidang pendidikan sebagai pondasi keberlangsungan bangsa di tengah derasnya arus digitalisasi. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat (Asmas) bertema “Pemenuhan Hak Dasar Warga Negara Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia” yang digelar di Warung Apung Rachmawati, Kabupaten Gresik, Sabtu (18/10/2025).


Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran Pengurus Yayasan Masjid Nurul Ishlah, para guru, dan wali murid SD NU Nurul Ishlah Randuagung, Kecamatan Kebomas, Gresik. Dalam kesempatan itu, senator asal Jawa Timur yang akrab disapa Ning Lia menyoroti peran strategis pendidikan sebagai hak fundamental yang wajib dijamin negara, tidak hanya dari sisi akses, tetapi juga kualitas dan arah pembelajaran di era digital.


“Anak-anak kita, terutama generasi Alpha, tumbuh dalam ekosistem digital yang serba cepat dan penuh tantangan. Media sosial bisa menjadi ruang belajar, tetapi juga ancaman jika tidak dikelola dengan bijak. Karena itu, pendidikan karakter dan literasi digital menjadi kebutuhan mendesak,” ujar Ning Lia.


Peraih penghargaan Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai di Jawa Timur versi ARCI itu menekankan pentingnya literasi digital sebagai bagian dari pendidikan karakter. Menurutnya, literasi digital bukan hanya soal kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup kesadaran etika, tanggung jawab, dan pengelolaan jejak digital secara sehat.


“Bangsa ini akan berkelanjutan jika generasinya tumbuh dengan kesadaran digital yang sehat, berkarakter, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan. Itu juga bagian dari amanat konstitusi dalam pemenuhan hak dasar pendidikan,” jelasnya.


Selain pendidikan formal, Ning Lia menilai peran orang tua juga sangat vital dalam membentuk kecerdasan emosional anak di tengah derasnya arus digitalisasi. Ia menyinggung teori Daniel Goleman tentang lima pilar kecerdasan emosional, yakni kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.


“Kecerdasan emosional adalah fondasi utama agar anak mampu bertahan dan berkembang secara positif. Orang tua harus menjadi teladan. Jika anak memiliki kesadaran diri dan empati yang baik, maka teknologi akan menjadi alat kemajuan, bukan ancaman,” tambahnya.


Melalui forum Asmas ini, Ning Lia berkomitmen untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Gresik kepada MPR RI sebagai bahan pengkajian kebijakan strategis, terutama dalam memperkuat sistem pendidikan nasional berbasis karakter dan literasi digital.


Ia menegaskan bahwa pemenuhan hak dasar pendidikan sebagaimana diamanatkan UUD 1945 harus diwujudkan tidak hanya melalui akses pendidikan gratis, tetapi juga melalui peningkatan mutu pembelajaran yang menumbuhkan karakter, literasi, dan kecerdasan sosial anak bangsa. (Had) 

Bagikan:

Komentar