|
Menu Close Menu

Pelatihan Pramuka untuk Perdamaian, Duta Pencegahan Ekstremisme Kekerasan

Minggu, 25 April 2021 | 23.01 WIB

Pelatihan Pencegahan Ekstrimisme Kekerasan Bagi Para Pramuka di DKI Jakarta (Dok/Istimewa)


lensajatim.id Jakarta – Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia di bawah pimpinan Muhamad Syauqillah, Ph.D. bekerja sama dengan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta menyelenggarakan pelatihan pencegahan ekstremisme kekerasan bagi para Pramuka dari enam kota dan kabupaten di seluruh DKI Jakarta. 


Menurut Muhamad Syauqillah, Pelatihan tersebut merupakan upaya Universitas Indonesia dan Pramuka Jakarta dalam menjawab tantangan kebangsaan berupa ancaman ekstremisme berbasis kekerasan. Termasuk juga menjadi uji coba pilot project sebagaimana model-model pelatihan yang tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme (RAN PE). Pelatihan yang diikuti oleh 36 orang perwakilan dari enam kota dan kabupaten di DKI Jakarta tersebut disusun menyusul berbagai aksi terorisme yang terjadi pada tahun 2020 dan 2021 serta pergeseran dan peningkatan aktivitas penyebaran narasi kelompok teror di dunia maya. 


Syauqillah menambahkan untuk merespons peningkatan aktivitas kelompok teror pasca pandemi Covid-19 di dunia maya tersebut, maka pelatihan pencegahan ekstremisme tersebut berfokus pada peranan para Pramuka di lingkungannya masing-masing serta di dunia maya." Salah satunya dengan membekali para Pramuka dalam menghadapi penyebaran informasi hoaks serta memberikan perspektif berpikir kritis dalam aktivitas dunia maya yang rentan terpapar informasi serta narasi ekstremisme," jelas Syauqillah. Sabtu (24/04/2021).


Kata Syauqillah, Gerakan Pramuka sebagai partner kerja sama ini dinilai strategis sebagai penggerak pencegahan ekstremisme di kalangan generasi muda. Hal ini krusial mengingat catatan berbagai penelitian yang menunjukkan generasi muda sebagai target utama perekrutan kelompok teror. Gerakan Pramuka yang memiliki cakupan hingga ke sekolah-sekolah dapat menjadi penggerak dan pelopor membangun kohesi sosial, toleransi, dan memupuk ketahanan terhadap ancaman narasi ekstremisme berbasis kekerasan. 


Pihaknya berharap, sebagai awalan kerja sama pelatihan direncanakan untuk dapat dilanjutkan secara terstruktur. Di antaranya ialah dengan membuka kerja sama pelatihan bagi sumber daya pembina yang secara langsung berinteraksi dengan peserta didik di satuan-satuan pendidikan. " Dengan harapan bahwa program pelatihan ini dapat menjadi penguat ketahanan masyarakat dalam menghadapi ancaman ekstremisme kekerasan yang terus menerus berkembang," pungkasnya.(Red)

Bagikan:

Komentar