|
Menu Close Menu

Menjelang Idul Adha, Komisi B Minta Disnak Antisipasi Penyebaran Antraks di Jatim

Minggu, 13 Juni 2021 | 09.29 WIB

Ahmad Iwan Zunaih, Anggota Komisi B DPRD Jatim (Dok/Istimewa)


lensajatim.id
Surabaya-
27 Hewan ternak (Sapi dan Kambing) di Kabupaten Tulungagung secara mendadak beberapa waktu lalu, yang dari hasil uji lab, satu ekor sapi positif antraks. Sontak ini mendapat perhatian serius dari  anggota Komisi B DPRD Jatim asal Ahmad Iwan Zunaih.


Politisi yang akrab disapa Gus Iwan meminta mengambil langkah antisipasi agar hal yang terjadi di Kabupaten Tulungagung tidak terjadi di daerah lain di Jawa Timur. " Apa yang terjadi di Tulungagung harus benar-benar jadi perhatian Disnak,  apalagi ini sudah hampir Idul Adha, jadi jangan sampai menyebar kemana-mana, harus diantisipasi," tukas Gus Iwan saat dikonfirmasi. Sabtu (12/06/2021).


Apalagi, berdasarkan kejadian di Tulungagung, Antraks memiliki potensi penularan yang sangat besar, bahkan juga bisa menular ke manusia. " Makanya Disnak harus melakukan upaya untuk memastikan  hewan qurban di Jatim harus sehat," tandas Gus Iwan.


Selain itu, Wakil Rakyat asal Fraksi NasDem ini juga meminta Disnak untuk melakukan tracing dan melakukan pengendalian kesehatan ternak yang ada di jatim ini.



drh.Diana Devi MKes, selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Dok/Istimewa)



Dihubungi secara terpisah, drh.Diana Devi MKes, selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, menjelaskan soal kasus antraks di Kabupaten Tulungagung, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah oleh Balai veteriner wates Yogjakarta, dari jumlah kematian 27 ekor ternak ( sapi dan kambing) secara mendadak sejak periode bulan februari sampai  Mei 2021 di dlDesa Pagerwojo Tulungagung, hanya 1 ekor yang positif antraks.


Untuk mengantisipasi meluasnya antraks di Jatim, pihaknya melakukan vaksinasi secara rutin di Jatim. " Daerah Se-Jatim secara rutin setiap tahunnya  sudah dilakukan pencegahan dengan vaksinasi antraks," jelasnya.


Diana menambahkan, selanjutnya pihaknya juga  melakukan KIE (Komunikasi, informasi dan Edukasi) pada peternak dan masyatakat tentang antraks.  Kemudian berikutnya, adalah pengawasan tataniaga ternak. " Jadi harus ada keterangan dan uji bebas antraks  khususnya ternak yang berasal dari daerah beresiko," bebernya.


Untuk Ternak Kurban, kata Diana bagi  ternak kurban yang sehat akan ada label/sertifikat sehat (sudah diperiksa oleh dokter hewan). Diana menjelaskan bila Antraks  menyerang ternak secara akut sehingga tidak butuh waktu lama akan menyebabkan kematian. "Jadi untuk ternak kurban dipastikan yang dijual harus sehat dan tidak boleh ternak yang sakit," pungkasnya. (Had/Red).

Bagikan:

Komentar