|
Menu Close Menu

Jelang Idul Adha, Harga Daging Ayam di Jember "Melorot" Tajam, Pedagang Menjerit

Rabu, 14 Juli 2021 | 22.12 WIB

 

Pedagang Daging Ayam di Pasar di Jember (Dok/Ris)

lensajatim.id Jember, Sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha 2021 harga kebutuhan pokok di Jember relatif stabil. Namun berbeda dengan harga daging ayam, beberapa hari setelah adanya penetapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, harga daging ayam "melorot" tajam. 


Hal tersebut diketahui berdasarkan pengakuan pedagang daging ayam di pasar tradisional Jember (pasar sabtuan). Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Ika, Ia mengeluhkan turunnya harga ayam potong. Menurutnya turunya harga daging ayam itu ditengarai adanya faktor pemberlakuan PPKM darurat, sebab setelah ditetapkanya PPKM darurat pembeli juga ikut menurun.


"Sebelum ada PPKM itu harga ayam perkilo Rp 32," keluhnya saat dikonfirmasi oleh media, Rabu (14/7/21) di pasar.


Tetapi harga itu mengalami penurunan sejak diberlakukan PPKM Darurat. "Semenjak ada PPKM itu terus mengalami penurunan, sampai hari ini harga perkilonya Rp 18," imbuhnya.


Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Prapto yang juga penjual daging ayam di pasar, ia  mengeluh karena saat ini merasa tidak seperti biasanya, yang sebelum PPKM daging ayam jualanya laris dibeli. "Sekarang harganya murah, tapi pembali sedikit," keluhnya.


Berdasarkan pengakuannya, dirinya sudah puluhan tahun menjadi penjual daging ayam, dan merasa baru kali ini mendekati hari raya pembeli sepi dan harganya juga turun, "saat ini yang seharunya daging ayam naik kerena mendekati hari raya tapi menjadi terbalik (turun)," ujarnya.


Untuk harga daging ayam ras masih fluktuatif. Per 13 Juli 2021, turun dari Rp 25 ribu menjadi Rp 23 ribu per kilogram. Adapun, telur ayam ras Rp 20.500 per kilogram.


Menurut Kasi Pengembangan Usaha dan Promosi Peningkatan Penggunaan Produksi  Disperindag Jember, Eko Wahyu Septantono menyampaikan, saat ini untuk harga kebutuhan pokok di Jember relatif normal seperti harga beras, gula pasir, serta minyak goreng masih stabil.


“Kestabilan harga itu sejak ada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET),  ditambah Jember juga menjadi salah satu lumbung beras di Jatim," ujar dia.


"Harga telur mengalami kenaikan karena meningkatnya permintaan seiring bertambahnya warga Jember yang melakukan isolasi mandiri di rumah karena terkonfirmasi positif Covid-19," imbuhnya. (Ris)

Bagikan:

Komentar