|
Menu Close Menu

Soal Ratusan Peti yang Disiapkan Pemkot untuk Pemakaman Covid 19, Warga Surabaya Bereaksi

Sabtu, 03 Juli 2021 | 16.39 WIB

Lia Istifhama, Aktivis Perempuan asal Wonocolo Surabaya (Dok/Istimewa)


lensajatim.id Surabaya- Seperti diketahui, Walikota Surabaya Eri Cahyadi Jumat (2/7/2021) menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah menyiapkan ratusan peti mati bagi pemakaman yang menggunakan protokol Covid-19. Meski berharap peti tersebut tidak terpakai, namun statement tersebut mendapatkan tanggapan dari warganya.


Sulaiman Darwis, aktivis MADAS (Madura Asli) yang beberapa kali turun mendampingi tim tenaga kesehatan melakukan tes swab saat penyekatan Suramadu lalu, dengan tegas menyayangkan statement Eri.


“Jangan lebay, lah. Sangat tidak etis kalau mikir pentingnya penyiapan peti mati, sedangkan banyak persoalan yang lebih penting. Ayo lah, fokus pada penguatan gizi masyarakat agar memiliki sistem imun yang baik, yang kuat. Masyarakat Surabaya ini mandiri-mandiri, banyak pelaku UMKM. Tinggal difokuskan produk UMKM pada olahan empon-empon. Itu jelas berfaedah”, terangnya (3/7/2021).


Darwis juga menambahkan agar walikota Surabaya turut memberikan ketenangan, bukan ketakutan pada warganya. 


“Selama ini MADAS selalu mendampingi Walikota Surabaya, tapi tolongkah beri ketenangan pada masyarakat. Apalagi saat PPKM Darurat sekarang ini. Ayolah dicek masyarakat, terutama kawan-kawan PKL, bagaimana pendapatan harian mereka sekarang."


Sedangkan aktivis perempuan asal Wonocolo, ning Lia Istifhama, menyesalkan rencana ratusan peti tersebut disampaikan publik.


“Pemerintah memang berhak atas kebijakannya, dan tetap kita berpikir positif atas apa yang menjadi kebijakan mereka. Namun, apa harus disampaikan ke publik? Karena yang saya tahu, seorang pemimpin adalah Meneng Ing Solah Bowo. Artinya, seorang pemimpin harus bersikap tenang dalam menghadapi segala permasalahan yang mungkin timbul dalam kepemimpinannya.  Dalam hal ini, sebisa mungkin pemimpin jangan menimbulkan kepanikan. Sebaliknya, marilah kita bangun ketenangan.”


Putri tokoh NU alm. KH Masykur Hasyim tersebut juga menambahkan, bahwa semua pihak agar membangun pikiran positif atau khusnudzon.


“Cobalah kita tengok masyarakat, mereka sudah prokes kok. Jangan lagi ada yang bilang kalau masyarakat itu angel tuturane atau bandel. Tapi marilah kita lihat secara holistik. Bagaimana situasi pendidikan dan perekonomian masyarakat kecil sekarang. Mereka semua tengah bertarung untuk survive, bertahan di tengah pandemi. Jadi kalau bisa, kita semua gandengan tangan membangun ketenangan agar setidaknya, meski situasi susah, masyarakat masih bisa tersenyum. Panik bukan solusi,” pungkasnya. (Had)

Bagikan:

Komentar