|
Menu Close Menu

Capaian Vaksinasi di Kalangan Pelajar Masih Rendah, Begini Kata DPRD Kota Surabaya

Selasa, 07 September 2021 | 20.20 WIB

Tjutjuk Supariono, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya (Dok/Lim)


Lensajatim.id, Surabaya - Mulai hari ini (06/09/2021), Pemerintah Kota Surabaya sudah melangsungkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 15 Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri maupun swasta.


Tjutjuk Supariono, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya menyoroti permasalahan terkait pelaksanaan PTM, dimana capaian vaksin untuk pelajar dan pendidik ini masih terbilang rendah. 


"Vaksinasi untuk pelajar dan pendidik perlu diprioritaskan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah" kata yang akrab disapa Tjutjuk kepada Lensajatim.id senin (06/09-21).


Politis dari asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyebut data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penerima vaksin pertama untuk remaja usia 12-17 tahun di Surabaya adalah sebesar 76.934 jiwa atau 17,94% dari target Provinsi, sementara untuk penerima vaksin kedua adalah sebesar 58.646 jiwa atau 13,67% dari target Provinsi.


"Penerima vaksin pertama untuk pendidik di Surabaya adalah sebesar 53.408 jiwa atau 33,28% dari target provinsi, sementara untuk penerima vaksin kedua adalah sebesar 47.902 jiwa atau 13,67% dari target provinsi," terangnya.


Dari data yang disebutkan ia menjelaskan bila sekolah yang melaksanakan PTM hari ini sudah melaksanakan serangkaian simulasi PTM . Jadi telah lolos asesmen dan mendorong Pemkot untuk sesegera mungkin melaksanakan percepatan vaksinasi bagi pelajar dan juga pendidik di Surabaya," bebernya.


Meski begitu, penerimaan vaksin untuk pelajar dan pendidik yang masih terbilang rendah ini juga perlu segera dimaksimalkan untuk mensukseskan pencapaian herd immunity yang ditargetkan Pemkot akan tercapai pada bulan ini.


“Memang capaian vaksin ini belum maksimal karena terbatasnya dosis vaksin di Kota Surabaya. Apabila dosis vaksin sudah tersedia, saya berharap pelaksanaan vaksin khusus untuk pelajar dan pendidik ini dapat dilakukan di sekolah masing-masing untuk menghindari kerumunan. Sehingga, mereka tidak perlu untuk datang ke puskesmas atau ke kecamatan dan tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa," lanjutnya.


Dengan pelaksanaan PTM ini, Tjutjuk berharap proses pendidikan di Kota Surabaya yang sempat terhambat karena pandemi Covid-19 ini dapat terlaksana dengan baik. "Kepada pihak sekolah saya berharap untuk tidak abai dalam menegakkan protokol kesehatan," pugkasnya. (Lim).

Bagikan:

Komentar