|
Menu Close Menu

Rektor Unira Tekankan Ancaman Radikalisme Agama

Sabtu, 19 November 2022 | 19.01 WIB

KH. Drs. Imron Rosyadi Hamid, S.E,M.Si., Rektor Unira Malang dalam acara The 4th International Workshop and Call for Paper on Islam Nusantara Research Methodology. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Malang – The 4th International Workshop and Call for Paper on Islam Nusantara Research Methodology yang digagas oleh Asosiasi Penulis-Peneliti Islam Nusantara Indonesia (ASPIRASI) – PW LTN NU Jawa Timur digelar di Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang, pada Jumat-Minggu (18-20 November 2022).


Acara kolaborasi antara ASPIRASI, Pasca Sarjana Unira dan Pusat Pengembangan Masyarakat Pesantren (P2MP) ini mengambil tema “Menggali Kearifan Masa Lalu, Mengukir Jalan Kebangkitan Kedua: Sejarah sebagai Peta Jalan Peradaban Nusantara”.


KH. Drs. Imron Rosyadi Hamid, S.E,M.Si. selaku Rektor Unira Malang dalam opening speech mendeskripsikan tautan positioning Islam Nusantara dengan empat gelombang terorisme modern, Four waves of modern terrorism, atau dikenal dengan Teori Rapoport.


Pertama disebut dengan Gelombang 1 atau anarchic wave yang berlangsung kisaran 1898-1920-an. Kedua, Gelombang 2 yang dikenal dengan anti colonial wave yang terjadi pada kurun waktu 1920-1960-an. Ketiga, Gelombang 3 yang sering disebut sebagau new left wave atau gelombang kiri baru yang terjadi pada kisaran 1960-1990-an. Dan terakhir, gelombang 4 yang kerap disebut religious wave, yang berlangsung sejak 1990 sampai sekarang.


“Gelombang 1 sampai 3 telah terjadi, dan saya tidak menjelaskan lebih detail. Tapi yang gelombang 4, sedang berlangsung. Ini menjadi tantangan bersama, tantangan global yang menjadi atensi bersama khususnya PBNU, pengurus sebelumnya dan atensinya ini semakin diperkuat pada era pengurus sekarang,” ungkap Gus Imron, sapaan akrabnya. 


Gus Imron menambahkan bahwa pemikir-pemikir NU diharapkan merespon hal ini karena ini adalah salah satu tantangan global yang harus direspon dengan orkrestrasi semua pihak.


Masih menurut Gus Imron, religious wave. terorisme ini tidak terkait Islam semata tapi semua agama. Ketika suatu agama menjadi mayoritas agama tersebut menjadi penamaan terror, terror atas nama agama. Itu yang terjadi, di Jepang, Srilangka, India, negara-negara Eropa Barat, dan Indonesia sendiri.


“Negara dengan Mayoritas penduduk beragama tertentu, memunculkan gangguan-gangguan pembangunan dalam bentuk tindakan-tindakan teror dengan atas nama agama. Dan sebaliknya, misalnya di China secara konstitusi tidak memiliki agama tetapi menggunakan kelompok-kelompok minoritas,” ungkap pria yang juga Wasekjen PBNU ini.


Membawa dua isu ini (Islam Nusantara dan Religious Wave) dalam konteks membangun peradaban yang harus dibangun oleh Nahdlatul Ulama. 


“Kita sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama dan Indonesia hari ini sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.Tidak ada satupun negara yang penduduk muslimnya melebihi Indonesia, ini sebagai modal sosial yang harus mengambil posisi atraktif membangun peradaban. Khususnya, terkait merespon terror yang mengatasnamakan agama,” imbuh Gus Imron.


“Faktual lainnya, yang mendorong kita harus aktraktif ambil bagian dalam membangun peradaban, fakta-fakta baru dunia yang kita saksikan hari ini menyatakan bahwa memang perkembangan dunia hari ini itu berjalan dari Barat ke Timur.” pungkas Gus Imron. 


Dr. Abdur Rofiq, Kaprodi PAI (S2) pada kesempatan ini mengatakan bahwa Workshop Ini bagian dari strategi Pascasarjana Unira Malang dalam upaya melahirkan learning outcome yang expert di bidang pendidikan perdamaian. 


“Idealnya, konstruk kurikulum pendidikan perdamaian di dunia kampus memang harus dikontekstualisasikan dengan nilai-nilai budaya lokal yang ada. Kedepan kami berharapan, seluruh mahasiswa mampu menjadi solusi dari fenomana disharmoni bangsa.” ungkap Rofiq.


Selesai seremonial dilanjutkan stadium general oleh Syaikh Dr. Muhammad Syadi Musthofa Arbasy Ad-Dimasyqi (Muhaqqiq Turots & Majmah al-Fath al-Islamy Suriah).


Dalam seremonial pembukaan The 4th Workshop Islam Nusantara ini dihadiri oleh KH. Ahmad Najib AR, M.Th.I.(Ketua PW LTN NU Jawa Timur), Dr. Kholid Murtadlo, ME (Rektor Universitas Yudharta), Prof. Dr. Sunardji Dahri Tiam, M.Pd (Direktur Pascasarjana Unira Malang), dan para pengurus P2MP.


Acara akan menghadirkan Irfan Afifi, S.Fil. (Peneliti Islam-Jawa dan Pengasuh Langgar.co), Dr. Akhol Firdaus, M.Pd., M.Ag. (Direktur Institute for Javanese Islam Research, UIN SATU Tulungagung), Prof. Masdar Hilmy, MA., Ph.D. (UIN Sunan Ampel Surabaya), dan Ayang Utriza Yakin, DEA., Ph.D. (Université Catholique de Louvain, Belgium). (Abd/Red).

Bagikan:

Komentar