|
Menu Close Menu

Cak Thoriq, Bupati Moderasi Beragama

Senin, 10 April 2023 | 09.27 WIB

Ilustrasi. (Dok/Suara Surabaya).


Oleh: Mochammad Hisan

 (Ketua STAI Miftahul Ulum Lumajang)


Lensajatim.id, Opini- Masih hangat ditelinga kita, kabar dari sudut selatan Jawa Timur, tepatnya dari Kabupaten Lumajang yang ingin membangun Masjid dan Gereja berdampingan dalam satu kompleks di Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh. Langkah itu dilakukan sebagai upaya mendukung gagasan moderasi beragama. Cak Thoriq, Bupati Lumajang, saat diwawancarai menegaskan bahwa dirinya sudah memploting anggaran dari APBD Kabupaten Lumajang Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp. 1,5 Milyar untuk membangun kedua tempat ibadah tersebut (Rabu, 5/3/2023). 


Bukan hanya semata-mata sebagai ajang pembuktian, namun pembangunan Masjid dan Gereja secara berdampingan adalah bagian jalan keluar dari keinginan umat kristiani menjadikan rumah pendeta sebagai Gereja, namun keinginan itu terus mendapatkan penolakan dari warga sekitar. “Pembangunan Masjid dan Gereja di Desa Tempeh Tengah bertempat di lokasi baru meskipun masih dalam satu desa, bekas timbangan pasir yang sudah tidak difungsikan lagi, (Hilda Melisa, DetikNews, Kamis 06/03/2023).


Kebijakan Cak Throiq ini tentu terbilang sangat berani ditengah-tengah mayoritas warga tempeh tengah khususnya dan umumnya Kabupaten Lumajang mayoritas beragama Islam. Data BPS persemester kedua Tahun 2018 menyebutkan jumlah penduduk Lumajang yang beragama Islam berjumlah 1.105.487 Jiwa, Kristen 11.379 jiwa, Katholik 2.585 jiwa, Hindu 6.031 jiwa, Budha 486 jiwa, Khong Huchu 19 Jiwa dan 18 jiwa beragama lainnya (Sumber data : DKB Semester 2 Tahun 2018 dan Perkembangan Penduduk 2018). Namun pada sisi yang lain, hal itu sangat berdampak positif terutama dalam menumbuhkan nilai-nilai moderatisme dan sikap toleransi dalam beragama bagi warga Lumajang dan umumnya untuk seluruh warga Indonesia. Cak Thoriq dengan kebijakannya, menunjukkan sikap berdiri diatas semua agama, golongan dan kelompok. Umat kristiani yang minoritas di Tempeh Tengah tetap merasa aman dan terlindungi untuk melaksanakan ibadah dan keyakinannya sesuai dengan agamanya masing-masing, begitu pula Umat Islam merasa tidak terganggu dengan keberadaan Gereja, karena dalam kompleks tersebut juga berdiri Masjid.


Bukankah sikap Cak Thoriq yang dituangkan dalam kebijakannya menggambarkan potret sikap moderat (tawassuth) dan toleran sebagaimana yang diajarkan dalam Islam Ahlussunnah wal Jama’ah? KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur memberikan teladan bahwa moderatisme adalah sikap yang bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan dan agama, dimana nilai-nilai tersebut yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan dan mendukung pembangunan negara (Wahid, 1985).


Patut Bangga


Warga Lumajang dan khususnya seluruh umat beragama yang ada di Kabupaten Lumajang patut bersyukur memiliki pemimpin, Bupati yang melindungi kebebasan beribadah penduduknya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Cak Thoriq tidak hanya merupakan santri, yang tumbuh dan besar dari basis Pondok Pesantren, namun juga memiliki wawasan, pengetahuan dan mewakili aspirasi semua golongan yang ada untuk membangun Kabupaten Lumajang dengan pondasi nilai-nilai budaya dan agama di mata nasional dan bahkan internasional. Nyaris tidak ditemukan, sosok pemimpin yang menyamai dan menandingi sosok figur Cak Throiq untuk Lumajang yang Hebat dan Bermartabat hari ini dan yang akan datang. 


Bagikan:

Komentar