|
Menu Close Menu

Potret Republik Negeri Wakanda

Sabtu, 20 Mei 2023 | 11.02 WIB




Oleh; Irwan Hidayat*


Lensajatim.id, Opini- Menjelang tahun politik semua visi yang belum terealisasikan mulai-lah berlomba -lomba untuk direalisasikan program yang belum terealisasi Pembangunan perbatasan, nampak mulai dari instansi pemerintah maupun DPR  memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka untuk menyatukan persepsi dalam kepentingan bangsa.


Peran Pemerintah sebagai pengatur perekonomian, yaitu membuat berbagai kebijakan yang bertujuan agar kegiatan ekonomi berjalan sehat dan tidak merugikan rakyat.

Pada hakekatnya, pembangunan daerah merupakan kewenangan dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, sedangkan pemerintah berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal. Namun demikian, pembangunan daerah tertinggal tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dan kerja keras para pemangku kepentingan (stakeholders).


Menariknya, dari isue-isue krusial yang terjadi di Republik ini menjelang tahun politik. Saling sikut menyikut untuk pen-capres-an. Apa fakta dan realita yang terjadi di Republik ini?


*Versi - Republik Visi*


Pertama; Membangun daerah pinggiran, bukan saja terkait kewilayahan atau geografis daerah daerah yang berdekatan dengan perbatasan negara tetangga, tetapi juga soal manusia yang terpinggirkan dan kurang mampu secara ekonomi. Pinggiran juga menunjukan kondisi masih minimnya pembangunan di wilayah tersebut. Hal ini, sebagai dampak dari pembangunan yang selama ini hanya menitikberatkan pada kawasan perkotaan, yang dianggap sebagai pusat pertumbuhan.


Kedua; keadilan yang dianggap belum sama rata, sama rasa. ini tentu penting untuk diperhatikan karena mereka juga bagian dari Republik.


Langkah yang paling tepat untuk membangun adalah dengan membangun jalan raya, untuk meningkatkan akses konektivitas. Konektivitas yang terjadi nantinya akan mengakselarasi pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Pembangunan jalan raya di perbatasan akan memudahkan pengawasan, sehingga masyarakat bisa merasakan dari Republik.


Kebijakan Presiden Jokowi membangun infrastruktur sebatas kepentingan kelompok saja, rasa-rasanya hal visi besar itu tidak dirasakan oleh semua golongan untuk kemaslahatan umat Republik.


*Konsep - Republik Program*


Pertama; Konsep membangun dari pinggiran ramai dibicarakan publik sejak tahun 2014, ketika Ir. Joko Widodo, mencalonkan Presiden, dengan mencanangkan serangkaian agendanya yang dikenal dengan nama "Nawa Cita" (sembilan Agenda). Agenda "membangun dari pinggiran" muncul pada urutan ke tiga, selengkapnya berbunyi "Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan". Konsep tersebut, sangat menarik untuk ditinjau dari berbagai perspektif ilmu ekonomi regional, konsep tersebut menjadi istimewa karena tergolong amat langka dan amat jarang didiskusikan dalam forum forum akademis.


Kedua; Kemandirian desa terkait dicerminkan oleh semua jenis profesi, seperti : tukang kayu, pande besi, pemahat, mekanik, petani, nelayan, pembuat kue, penenun, guru, bankir, pedagang, pemusik, seniman dan ulama. Desa adalah miniatur negeri.


Presiden Jokowi mencari sosok yang tepat sebagai pengganti nya untuk periode selanjutnya dan yang mempunyai Visi & Program yang sama tentunya, nampak-nya presiden Jokowi keberpihakan itu sudah terlihat dari semenjak muncul nya deklarasi capres antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. 


Saya kira Masyarakat cerdas tahu dan siapa sosok yang paling cocok menggantikan nya untuk periode selanjutnya. Yang track record jelas dan sesuai janjinya. Dan ibarat

Suatu pembangunan akan tepat mengenai sasaran, terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya, apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memungkinkan hal itu terjadi, khususnya pembangunan perdesaan, kabupaten/kota, dan provinsi mutlak diperlukan pemberdayaan masyarakat desa mulai dari keikutsertaan perencanaan sampai pada hasil akhir dari pembangunan tersebut.


"baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur" adalah sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya.


*Penulis adalah Irwan Hidayat penulis buku "Potret Kemandirian Desa"*

Bagikan:

Komentar