|
Menu Close Menu

Rakor Pengembangan OPOP, Khofifah Bagikan Tiga Semangat Majukan Ekonomi Pesantren

Jumat, 26 April 2024 | 22.51 WIB

 

Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024 saat menjadi Keynote Speaker dalam Rakor OPOP. (Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id, Surabaya- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa menjadi keynote speaker dalam Rakor Pengembangan One Pesantren One Product (OPOP) Tahun 2024 yang diselenggarakan di Hotel Novotel Samator Kota Surabaya, Jumat (26/4/2024). 


Dalam kesempatan yang dihadiri oleh Pj Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono dan juga Direktur OJK Jawa Timur Nusirwan dan juga Kepala Divisi Bank Indonesia Iqbal Reza Mahendra dan jajaran pejabat Pemprov Jatim tersebut, Khofifah memberikan tiga kunci semangat untuk memaksimalkan program OPOP. 


Membuka paparannya, Khofifah menjelaskan tentang apa yang menjadi pernyataan Jack Ma tentang prediksi ekonomi dunia di tahun 2030. Khofifah mengatakan bahwa berdasarkan prediksi Jack Ma, di tahun 2030, 80 persen ekonomi dunia dikuasai oleh small business atau usaha kecil.


"Small business yang survive di tahun 2030. Karena usaha kecil lebih fleksibel. Dan pernyataan Jack Ma, dari 80 persen small business akan globalize. Karena memanfaatkan sistem online dan digitalisasi," kata Khofifah. 


"Maka ini adalah semangat pertama untuk kita semua. Bahwa Jack Ma pemilik Alibaba yang merupakan pemilik ritel terbesar di dunia, menyatakan bahwa kata kuncinya adalah small business. Yang tak lain adalah jenengan semua pelaku UMKM dan UKM," imbuhnya. 


Maka, wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan bahwa konektivitas secara digital menjadi sebuah keharusan. Para pelaku ekonomi di pesantren atau yang aktif menjalankan OPOP harus mendapatkan penguatan untuk pembangunan sistem digitalisasi pada usaha yang dijalankan. 


"Kami berharap Bank Jatim, OJK maupun sektor strategis bisa memberikan penguatan untuk menguatkan sistem digital pada para pelaku UMKM OPOP ini," tambahnya. 


Penguatan UMKM ini harus dijadikan prioritas karena berdasarkan kinerja ekonomi Jatim tahun 2023, kontribusi UMKM dan koperasi terhadap PDRB Jatim mencapai 59,18 persen. 


Angka ini terus naik sejak tahun 2021, dimana saat itu kontribusi pada PDRB adalah 57,81 persen, kemudian tahun 2022 naik menjadi 58,36 persen dan di tahun 2023 kontribusi UMKM dan koperasi mencapai 59,18 persen. 


Lebih lanjut sejak memimpin Jatim, Khofifah aktif untuk melakukan visit market ke beberapa negara. Seperti Malaysia, dan juga Arab Saudi. Dan ternyata yang memiliki peluang besar untuk bisa diisi oleh produk dari Jatim adalah Arab Saudi. Yang bahkan Khofifah menarget Jatim bisa menjadi pemasok untuk suplai makanan dan minuman serta produk kebutuhan selama haji dan umroh. 


"Maka sertifikasi halal menjadi penting. Sebab ternyata perizinan dan juga sertifikasi ini bukanlah hal yang mudah. Dan tidak bisa selesai dalam waktu dekat. Sehingga peran-peran lembaga sertifikasi halal harus berada di garda terdepan, baik BPJPH maupun MUI," tegasnya. 


Ia berharap sertifikasi halal terus di dorong karena market di Arab Saudi sangat potensial. Dan sangat mungkin untuk diisi dari Jatim seperti sektor unggas dan produk hasil pertanian dan peternakan. Namun sebelum itu, lagi-lagi ekosistem halal harus dikuatkan. 


Dalam upaya menguatkan ekosistem halal, Khofifah saat menjabat Gubernur Jatim juga sudah menginisasi kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) yang ada di Jeddah, Saudi Arabia. Yang wujud nyatanya bisa memasukkan produk OPOP Jatim masuk dalam katalog Serunai Commerce yang menjadi pintu gerbang pasar produk negara negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).


Hal ini tentunya menjadi semangat penting bagaimana OPOP bisa semakin terbuka untuk menembus pasar global.


"Ini adalah bagian dari proses yang coba kami terus lakukan untuk memberikan penguatan dan percepatan untuk pengembangan ekosistem halal di Jawa Timur. Sekaligus upaya mengembangkan produk halal yang diakui secara global dan bisa masuk pasar global," kata Khofifah.


Khofifah menjelaskan melalui kerja sama ini, nantinya akan diberikan dukungan berupa pengetahuan, keahlian dan potensi investasi yang difasilitasi oleh Serunai Commerce di tingkat bilateral. Kemudian juga ada tiga intervensi yang dibagi dalam tiga tahap.


Tahap pertama ialah Intervensi Reverse Linkage sebagai fasilitator pada tahun 2024 ini. Tahap kedua, rencana jangka pendek (2024-2025) Jawa Timur bekerja sama dengan Serunai Commerce untuk meningkatkan kapasitas dan berpotensi untuk mengembangkan Joint Venture.


Memasuki tahap ketiga, ada rencana jangka menengah dan panjang (2025-seterusnya) yakni Intervensi reverse linkage sebagai fasilitator dan sebagai penyedia pendanaan katalitik.


"IsDB berupaya memastikan skenario Win-Win tercapai sebagai hasil dari intervensi Reverse Linkage. Sementara untuk pembiayaan dari semua pihak yaitu antara Jatim, Serunai Commerce, dan IsDB," jelas Khofifah.


Di Jawa Timur ini diketahui ribuan pondok pesantren telah berdiri 630 koperasi pondok pesantren (kopontren) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sampai dengan tahun 2023, OPOP sudah menghasilkan 1.200 produk unggulan diantaranya makanan, minuman, craft dan teknologi. (Red) 

Bagikan:

Komentar