|
Menu Close Menu

Jaga Tradisi Literasi, PMII Guluk-Guluk Gelar Karantina Kepenulisan

Senin, 01 Juli 2024 | 15.19 WIB

Kegiatan Karantina Kepenulisan PK. PMII Guluk-Guluk Sumenep. (Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id Sumenep – Dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi kader, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, mengadakan pelatihan menulis selama empat hari, mulai Jumat (28/06/2024) hingga Senin (01/07 2024).


Ketua PMII Komisariat Guluk-Guluk, Khairul Jazil Al-Faizi, menyatakan bahwa pelatihan yang dilaksanakan di Graha PMII ini bertujuan untuk mengasah keterampilan menulis para kader serta mempertahankan reputasi Ponpes Annuqayah sebagai pusat literasi.


"Tujuan kegiatan ini adalah untuk menjaga tradisi literasi, karena sejak lama Annuqayah terkenal sebagai tempat berkumpulnya para penulis," ujarnya saat ditemui di Graha PMII pada Senin (01/07/2024).


Jazil menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting untuk mencegah penurunan kualitas menulis di lingkungan PMII Guluk-Guluk.


"Kami ingin mencegah penurunan kualitas menulis di Komisariat Guluk-Guluk," katanya.


Harapannya, peserta pelatihan dapat menjadi penulis yang handal dan mampu menjaga predikat Guluk-Guluk sebagai pusat literasi.


"Kami berharap para kader dapat terus mengembangkan keterampilan menulis mereka dan mengharumkan nama PMII Komisariat Guluk-Guluk melalui tulisan yang berkualitas," ungkap Jazil.


Untuk memastikan hasil yang optimal, pelatihan ini didesain dengan konsep karantina. Peserta mendapatkan pembelajaran intensif dari pemateri dan pengawasan ketat dari pengurus komisariat.


Salah satu peserta, Yadi Sandra, menyebutkan bahwa pelatihan ini merupakan kesempatan berharga untuk memahami teori-teori menulis dan menerapkannya secara langsung.


"Kegiatan ini tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga praktik langsung," ujar Yadi, kader termuda di komisariat.


Ahmad Fawaid, salah satu pemateri pelatihan, menekankan pentingnya konsistensi dalam menulis dan membaca buku berkualitas, baik ilmiah maupun sastra.


"Kita harus konsisten menulis dan membaca buku yang bagus. Konsistensi dalam menulis akan membuat kita terbiasa, sedangkan bacaan yang berkualitas akan mempengaruhi hasil tulisan kita," jelasnya.


Selain metode yang disampaikan oleh pemateri, pelatihan ini juga dilengkapi dengan praktik langsung. Tujuannya agar peserta dapat menerapkan metode yang diajarkan dengan efektif.


"Terlalu banyak teori tanpa praktik tidaklah efektif," tambah penulis buku antologi 'Riwayat Sarung' itu.


Pelatihan menulis ini, menurutnya, tidak hanya bermanfaat bagi peserta, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas literasi di sekitar.


Dengan meningkatnya keterampilan menulis para kader, diharapkan akan lahir banyak karya tulis yang dapat memberikan kontribusi berharga bagi masyarakat dan organisasi lainnya.


Melalui kegiatan ini, PMII Komisariat Guluk-Guluk menunjukkan komitmennya dalam menjaga dan mengembangkan tradisi literasi.


"Kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi organisasi lain untuk mengadakan program serupa, mendorong generasi muda untuk aktif dalam dunia literasi dan penulisan," jelas Fawaid menutup keterangan. (Zi) 

Bagikan:

Komentar