Mahathir Muhammad, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Jember saat hadir dalam acara GPK. (Dok/Istimewanya). |
Lensajatim.id, Jember- Suhu politik di Kabupaten Jember memasuki masa kampanye mulai memanas. Terbaru, pelaksanaan Deklarasi Kampanye Damai yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember, Selasa (24/09/2024) malam, ternyata membuat kecewa beberapa kalangan.
Kekecewaan itu salah satunya disampaikan oleh Ketua DPC Partai Demokrat Jember, Mahatir Muhammad.
Menurutnya, ketidaktegasan KPU dalam menegakkan aturan dan adanya pelanggaran kesepakatan oleh paslon tertentu mencoreng komitmen Pilkada damai.
Kesepakatan yang disetujui sebelumnya oleh seluruh pasangan calon melalui LO (penghubung) masing-masing adalah untuk tidak memobilisasi massa besar demi menjaga ketertiban dan menghindari potensi kericuhan.
Namun, pada acara Deklarasi Kampanye Damai yang diselenggarakan KPU Jember, salah satu paslon tampak membawa sejumlah besar pendukung.
“Mereka datang terorganisir, berseragam, dipimpin oleh koordinator lapangan dengan megaphone, dan menyanyikan yel-yel bernada provokatif,” ujar Mahatir, Rabu (25/9/2024).
Mahatir menyayangkan sikap KPU yang dinilai membiarkan pelanggaran tersebut terjadi, yang menurutnya bisa diartikan sebagai bentuk keberpihakan.
“Ini bukan hanya soal teknis, tetapi soal keberanian KPU untuk menegakkan aturan. Padahal, jika berkomitmen, tidak sulit membubarkan massa itu. Tinggal meminta dengan tegas kepada paslon untuk membubarkan masanya,” katanya.
Menurut Mahatir, pelanggaran tersebut mengkhianati komitmen damai yang diusung oleh kedua paslon. Ia menilai, ketidaktegasan KPU dalam mengelola acara membuat makna deklarasi tersebut hilang. Terlebih berpotensi ricuh, serta akan kontraproduktif dengan esensi kampanye damai.
“KPU tidak hanya terlihat tidak tegas, tapi juga gagal dalam menyiapkan acara yang terencana dengan baik dan soal mitigasi acara. Acara semi outdoor, pembatas hanya tali tampar. Kan potensi besar massa aksi merangsek ke dalam acara,” tambahnya.
Di tengah situasi ini, Mahatir justru memberikan apresiasi kepada tim pasangan calon Muhammad Fawait dan Djoko Susanto yang memilih menghindari kericuhan dan tetap mematuhi kesepakatan.
“Mengalah bukan berarti kalah. Mereka malah menunjukkan kebijaksanaan dan sikap cinta damai demi Jember yang lebih baik,” ungkapnya.
Meski deklarasi kampanye damai ini bersifat simbolis, Mahatir menegaskan bahwa esensi dari Pilkada damai adalah kepatuhan terhadap aturan dan kesepakatan. Menurutnya kampanye damai akan tercipta dengan sendirinya jika aturan dan kesepakatan dijalankan penuh komitmen.
Ia berharap insiden ini tidak mencederai proses demokrasi di Jember, dan mengingatkan bahwa ketegasan sangat penting untuk menjaga suasana damai dalam seluruh tahapan Pilkada.
“Kami berharap Jember terhindar dari hal hal yang mencederai proses demokrasi dengan mengingkari aturan dan kesepakatan dengan bentuk keberpihakan. Ketegasan dan mematuhi aturan membutuhkan hati nurani, sedangkan mengkhianati dan melanggar komitmen itu arogansi,” pungkas Mahatir. (Had)
Komentar