Oleh Sinweni
Lensajatim.id, Opini- Di Pilkada 2024 sebentar lagi, ini momen sakral untuk memilih calon Pemimpin di setiap wilayah Indonesia, Khusunya di Kabupaten saya, Kota Dzikir dan sholawat, kabupaten Bangkalan. Pilkada Bangkalan ini ada Dua Calon, mereka Putra Daerah Terbaik yang akan menjadi orang nomor satu di Kabupaten Bangkalan, Latar Belakang mereka intelektual, Akademis dan sama-sama mantan Aktivis.
Masyarakat berharap calon yang terpilih mampu menghadapi tantangan Lokal dengan berkomitmen untuk memajukan daerah dan mengatasi isu yang sentral di Kabupaten Bangkalan.
Bagi saya yang baru melek politik, mungkin ada beberapa di Kabupaten kita ini. Saya mulai dari Peningkatan infrastruktur Pendidikan, kenapa dengan infrastruktur pendidikan, saya melihat Bangkalan adalah kota sangat tertinggal bagi tingkat kemiskinan yang tinggi dan taraf pendidikan yang rendah, pemerataan pendidikan nya juga sangat timpang.
Contoh kecilnya saja, gedung sekolah di pelosok Desa dengan Gedung sekolah yang di tengah sangat beda, Seperti satu minggu yang lalu saya liat video salah satu akun tik tok InfoMadura, di video sangat jelas sekolah SDN Tlokoh 3 Kokop tidak layak di jadikan tempat belajar mengajar, miris sekali.
Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan di kota. Ini yang harus di tangani dan memastikan bahwa sekolah yang ada di desa maupun di kota harus tidak ada perbedaan memiliki fasilitas yang memadai atau sama memiliki, termasuk ruang kelas yang layak, Gedung yang bagus, Laboratorium, dan Akses Internet.
Kedua, tingkat ekonomi dan pengangguran kita. Jangan jauh-jauh lah, saya sendiri baru di wisuda beberapa hari yang lalu, pertanyaan yang ada di benak saya, mau kerja apa kalau di Bangkalan ?.
banyak dari kalang pemuda atau mahasiswa yang baru lulus maupun yang lama lulus di setiap perguruan tinggi di bangkalan, mempunyai pertanyaan yang sama terkait minimnya lapangan pekerjaan.
Sehingga banyak dari kalangan masyarakat dan pemuda menjadi pengangguran yang mengakibatkan tingginya angka kemiskinan di bangkalan. Masyarakat menginginkan solusi konkret dari calon yang diusung atau yang terpilih nanti untuk menangani permasalahan ini.
Selain itu, Akses pelayanan kesehatan. Banyak orang mengeluhkan terkait sulitnya mendapatkan akses fasilitas kesehatan, baik karena jarak yang jauh, biaya yang tinggi, atau kurangnya fasilitas di daerah mereka. Seperti dengan masyarakat desa yang harus menempuh perjalan jauh, mungkin puluhan meter untuk menuju Puskesmas, jarak Puskesmas Geger dengan Desa yang di pelosok, seperti Desa Lerpak atau Katol, atau Puskesmas Tanjung Tanjung Bumi dengan Desa Tagungguh atau desa lainnya.
Bayangkan kalau ada orang melahirkan harus mendapatkan penanganan medis yang cepat, belum lagi fasilitasnya.
Yang terakhir memang tidak terlalu urgen bagi masyarakat desa, tapi penting untuk masyarakat perkotaan Tempat pembuangan akhir sampah (TPA). TPA merupakan isu sentral yang ada di kabupaten bangkalan dimana bangkalan ini tidak mempunya TPA dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
Contoh kecilnya ketika saya lewat di tepi jalan raya Lajing menuju Arosbaya itu masih banyak sampah yang berserakan dimana mana, mengakibatkan membuat ketidak nyamanan pengguna kendaraan, resiko kesehata, mencemarkan lingkungan, dan banjir.
Ini PR buat para calon terpilih di Pilkada 2024 ini, bangkalan harus mempunya TPA sehingga masyarakat bangkalan tidak kebingungan harus membuang sampah dimana.
Dari semua keluhan dan pendapat masyarakat berharap bangkalan mencerminkan harapan masyarakat bangkalan terhadap pilkada 2024 mampu melahirkan pemimpin yang komitmen menjalankan kewajibannya, dan bisa memberikan solusi yang kongrit supaya bangkalan bisa lebih maju dan bisa bersaing di kota manapun.
Pesan saya pribadi teruntuk calon yang terpilih nanti iya itu “jangan jadikan jabatan sebagai jembatan memperkaya, tapi jadikanlah jabatan sebagai jembatan pengabdian terhadap masyarakat” adil, jujur, efektif, komitmen dalam memimpin yang bisa memajukan kesejahteraan rakyat.
Atau, jangan seperti pria hidung belang, manis diawal saat merayu gadisnya, tapi dicampakkan tak berakhir di pelaminan.
(*Penulis : Sinweni, sering di sapa Yon Wiji
Komentar