|
Menu Close Menu

Tetapkan 3 Tersangka, Polda Jatim Ungkap Motif Tragedi Berdarah Libatkan Pendukung Paslon di Pilkada Sampang

Kamis, 21 November 2024 | 23.55 WIB

Polda Jatim memperlihatkan barang bukti saat merilis kasus pembacokan yang terjadi di Kabupaten Sampang. (Dok/Suara Surabaya). 

Lensajatim.id, Surabaya- Tragedi berdarah yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang yang mengakibatkan hilangnya nyawa Jimmy Sugito Putra (44) pada Minggu 17 November 2024 menemui babak baru. Usai menangkap tiga orang pelaku dan menetapkannya menjadi tersangka,  Polda Jatim akhirnya juga bisa mengungkap motif dari pembacokan kepada salah satu pendukung paslon di Pilkada Sampang. 


Adapun tiga tersangka pembacokan yang diamankan polisi masing-masing berinisial FS, AR dan MS, ketiganya merupakan warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.


Kronologi  permasalahan itu  berawal dari adanya kedatangan secara mendadak H. Slamet Junaidi, ke padepokan Babussalam dalam rangka sowan kepada pemilik Padepokan, yaitu Kyai Mualif.


“Selanjutnya Kyai Mualif meminta Asrofi untuk mengumpulkan jamaah Dzikir, untuk menyambut kedatangan H. Slamet Junaidi,” jelasnya Kombes Pol Farman Dirreskrimum Polda Jatim, pada Kamis (21/11/2024).


Dirinya menuturkan bahwa kedatangan mendadak tersebut diketahui oleh Kyai Hamduddin saat rombongan lewat depan rumahnya menuju padepokan milik Kyai Mualif. 


Hal itu ternyata menimbulkan ketidak senangan Kyai Hamdudin, karena kyai Mualif sebagai menantu keponakan, dan kyai Hamduddin merasa lebih tua, tidak ijin atas kedatangan rombongan H. Selamet Junaidi ke padepokan Kyai Mualif.


Berangkat dari itu, maka kemudian dilakukan blockade jalan dengan mobil, Kyai Hamduddin dengan potongan kayu untuk menghalangi akses keluar jalan, dari padepokan milik Kyai Mualif.


Peristiwa itu akhirnya membuat suasana panas hingga terjadi cekcok antara kelompok Kyai Mualif, yakni Saudara Jimmy Sugito (korban), Muadi, Mat Yasid dan Abdussalam, dengan Kyai Hamduddin untuk membuka blockade, namun kyai Hamduddin menolak dan menyuruh agar keluar lewat jalur lain.


Blockade jalan dengan kayu dan Mobil Kijang LGX, timbul cekcok. Berikutnya saudara Muadi menyampaikan kepada massa penghadang, dengan kata – kata “Mon Acarok GihDegik Yeh” (kalau mau carok nanti saja). Kemudian rombongan H. Slamet Junaidi meninggalkan Lokasi melalui jalur lain, karena melihat ada rombongan massa bergerak dari rumah H. Hamduddin.


Sesaat setelah Rombongan Haji Junaidi meninggalkan Lokasi, terjadi percekcokan lanjutan, antara Asrofi dengan Kyai Hamduddin, karena merasa tersinggung atas perbuatan Asrofi yang mengumpulkan Santri Zikir tanpa ijin atau kulo nuwun kepada Kyai Hamdudin yang juga sebagai orang yang ditokohkan di daerah Ketapang Laok.


Antara lain percekcokan nya sebagai berikut :


Kyai Hamduddin : “Kurang ajar, disini kamu cuma pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar”.

Asrofianto : “Kurangajarnya seperti apa? Wong disini cuma mampir. Salahnya dimana? Masak mau ditolak kan tidak enak”.

Kyai Hamduddin : “Diam kamu, nanti tak tempeleng kamu,”.

Asrofianto : “Coba kalau berani nempeleng,”.


Selanjutnya saksi Asrofi ditarik masuk oleh kyai Muhtar ke padepokan dengan dibantu oleh korban atau Saudara Jimmy Sugito Putra.


Korban Jimmy berusaha melindung saudara Asrofi dari kejaran massa yang marah setelah adu mulut dengan Kyai Hamdudin.


Selanjutnya dihembuskan Isu, bahwa telah terjadi pemukulan terhadap Kyai Hamdudin yang kemudian membuat massa marah dan menyerang Korban Alm. Jimmy Sugito.


“Kemudian terjadi peristiwa menggunakan kekerasan bersama-sama terhadap orang dengan menggunakan sajam berupa clurit sehingga berakibat meninggalnya korban atas nama Jimmy Sugito Putra, pada saat mendapatkan perawatan medis di RSUD Ketapang, Kabupaten Sampang,” pungkasnya.


Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Dirmanto berharap agar tokoh masyarakat di Madura khususnya dan Jawa Timur pada umumnya, untuk bersama-sama menciptakan keamanan, karena menjelang pemilu ini banyak yang melakukan provokasi.


“Ini kan informasi yang Mis, akhirnya terjadilah penganiayaan itu disana kan,” ucapnya.


“Sekali lagi saya mengimbau kepada semuanya ya, tidak hanya di Sampang atau Madura, tapi juga untuk seluruh tokoh di Jawa Timur, mari bersama-sama menciptakan pemilu yang aman dan damai," pungkasnya. (Had/Tim) 

Bagikan:

Komentar