|
Menu Close Menu

Wakil Ketua Komisi XII DPR: APBN 2025 Tangguh Hadapi Lonjakan Harga Minyak Dampak Konflik Iran-Israel

Senin, 16 Juni 2025 | 23.27 WIB

Bambang Haryadi, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI.(Dok/Gerindra.id). 
Lensajatim.id, Jakarta — Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi, menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 masih dalam kondisi tangguh untuk menghadapi gejolak harga minyak dunia akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel.


“Sekarang APBN masih cukup, mudah-mudahan masih bisa menanggung (lonjakan harga minyak dunia),” ujar Bambang saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin (16/6/2025).


Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini menjelaskan, harga minyak mentah global saat ini masih berada di bawah asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang ditetapkan dalam APBN 2025. Berdasarkan laman resmi Kementerian Keuangan, asumsi dasar ekonomi makro 2025 untuk ICP ditetapkan sebesar 82 dolar AS per barel. Sementara itu, rata-rata ICP per Mei 2025 tercatat di angka 65,29 dolar AS per barel.


“Lonjakan harga minyak dunia saat ini berada di kisaran 72 hingga 74 dolar AS per barel, masih di bawah asumsi ICP dalam APBN,” jelasnya.


Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mengakui bahwa konflik Iran-Israel berpotensi berdampak terhadap postur fiskal negara. Namun, ia optimistis kondisi tersebut masih dalam batas toleransi yang bisa ditangani pemerintah. “Konflik Iran-Israel pasti berpengaruh (ke APBN), tetapi mudah-mudahan masih di dalam koridor yang ditetapkan,” tambahnya.


Sebagai langkah jangka panjang, Bambang mendorong pemerintah mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) guna mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil. Ia juga menyoroti pentingnya memperluas penggunaan kendaraan listrik.


“Mobil listrik adalah solusi untuk mengurangi beban subsidi energi, terutama bahan bakar minyak,” ujar politisi yang membidangi sektor energi dan sumber daya mineral itu.


Dalam APBN 2025, pemerintah mengalokasikan Rp26,66 triliun untuk subsidi jenis bahan bakar tertentu (JBT), meliputi minyak tanah dan solar untuk konsumen tertentu. Di luar itu, terdapat pula anggaran kompensasi energi senilai Rp190,89 triliun yang dibayarkan kepada badan usaha seperti Pertamina dan PLN sebagai konsekuensi dari kebijakan penetapan harga oleh pemerintah.


“Kita harus lebih memaksimalkan energi baru dan terbarukan serta semakin mengkampanyekan mobil listrik karena bisa mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil,” tegas Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini. 


Sebagai informasi, pada Jumat (13/6), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan operasi militer besar-besaran bertajuk “Operation Rising Lion” dengan menyerang berbagai fasilitas militer dan program nuklir Iran. Serangan itu menewaskan sejumlah pejabat tinggi Iran, termasuk Kepala Staf Umum Militer Jenderal Mohammad Bagheri dan beberapa komandan Garda Revolusi.


Sebagai balasan, Iran meluncurkan “Operation True Promise 3” dan menyerang berbagai fasilitas militer Israel. Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 128 orang tewas dan 900 luka-luka akibat serangan Israel, sementara otoritas Israel menyatakan sedikitnya 13 orang tewas dan lebih dari 370 lainnya cedera akibat serangan rudal Iran. (Antara) 

Bagikan:

Komentar