![]() |
Dr.H.Puguh Wiji Pamungkas, Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Fraksi PKS.(Dok/Istimewa). |
Menurut Puguh, MPLS selama ini kerap dipahami hanya sebagai seremonial semata. Padahal, kegiatan ini merupakan awal penting bagi pembentukan karakter generasi muda, terutama di tengah tantangan era digital yang makin kompleks.
“MPLS bukan sekadar pengenalan sekolah, tapi momen emas menanamkan nilai moral dan akhlak siswa sejak hari pertama,” tegasnya, Minggu (13/07/2025).
Presiden Nusantara Gilang Gemilang (NNG) ini menyoroti gejala kemerosotan moral di kalangan pelajar, mulai dari pergaulan bebas hingga penyimpangan norma sosial, terutama di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, dan Jember. Karenanya, ia menolak praktik perpeloncoan yang masih kerap terjadi.
“Perpeloncoan itu sudah ketinggalan zaman. MPLS harus ramah, mendidik, dan menyenangkan,” ujar Puguh.
Puguh menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila harus menjadi roh utama dalam pelaksanaan MPLS. Bukan hanya dibacakan saat upacara, namun benar-benar diterapkan dalam aktivitas dan sikap sehari-hari di lingkungan sekolah.
Ia juga mendorong kolaborasi aktif antara guru, kepala sekolah, dan siswa OSIS untuk menciptakan suasana MPLS yang ramah, tanpa perundungan atau tekanan mental. Menurutnya, ekosistem pendidikan harus memberi ruang aman bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang secara positif.
“Sekolah harus jadi tempat yang menumbuhkan rasa dihargai dan aman, bukan sebaliknya,” kata Puguh.
MPLS Ramah 2025 bukan sekadar program pengenalan sekolah, melainkan langkah strategis DPRD Jatim untuk membangun generasi muda yang berakhlak mulia dan cinta tanah air. Dengan pendekatan Pancasila yang menyatu dalam proses pendidikan, harapannya tercipta sekolah yang tak hanya mencerdaskan, tapi juga membentuk karakter unggul. (Had)
Komentar