![]() |
Ahmad Sahroni, Wakil Ketua Komisi III DPR RI.(Dok/Istimewa). |
“Saya mengapresiasi PPATK yang cepat merevisi kebijakannya, sadar bahwa ada kekeliruan. Dan memang harus seperti ini. Ini menunjukkan institusi responsif usai mendengar masukan dan keresahan publik,” ujar Sahroni, Rabu (06/08/2025).
Namun demikian, politisi NasDem itu mengingatkan agar ke depan PPATK lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan, terutama yang berkaitan langsung dengan keuangan masyarakat. Ia menegaskan pentingnya menghindari keputusan yang justru menyulitkan rakyat.
“Apalagi menyangkut aliran keuangan yang sifatnya sensitif bagi setiap orang. Janganlah, pokoknya kita menyusahkan rakyat,” tegasnya.
Sahroni juga menyoroti keberagaman latar belakang pengguna rekening bank di Indonesia. Menurutnya, tidak semua masyarakat paham atau terbiasa dengan layanan digital perbankan.
“Pengguna rekening bank itu bermacam-macam. Ada lansia, masyarakat pedesaan, hingga yang belum teredukasi tentang transaksi perbankan. Kebijakan harus mempertimbangkan itu,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa selama masa pemblokiran, banyak masyarakat, terutama para orang tua, merasa panik dan bingung ketika rekening mereka tidak bisa diakses. Apalagi, bagi mereka yang tidak familiar dengan bank digital atau tidak tahu harus melapor ke mana.
“Bayangkan orang tua yang tidak paham teknologi, rekeningnya mendadak tidak bisa dipakai, mereka bisa bingung dan panik. Ini yang harus jadi pelajaran,” pungkas Sahroni.
Langkah korektif PPATK ini dinilai sebagai bentuk komitmen untuk tetap berpihak pada kepentingan masyarakat luas tanpa mengabaikan misi utamanya dalam memberantas kejahatan keuangan. (Had)
Komentar