|
Menu Close Menu

KOPRI PB PMII Soroti 86,5 Juta Pekerja Muda di Sektor Informal, Mayoritas Perempuan

Kamis, 18 September 2025 | 20.02 WIB

Kopri PB PMII saat bertemu dengan Ketua Fraksi PAN DPR RI.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Jakarta – Ketua Umum KOPRI PB PMII, Wulan Sari, mengungkapkan fakta mencolok terkait tren ketenagakerjaan di Indonesia dalam forum diskusi bersama Fraksi PAN DPR RI, Selasa (16/9/2025). Ia menyebut sebanyak 59,40 persen tenaga kerja muda atau sekitar 86,5 juta orang bekerja di sektor informal, dengan 54,5 juta di antaranya adalah perempuan.


Generasi Z kini mendominasi sektor kerja informal, sebuah kondisi yang dinilai mengkhawatirkan karena mayoritas pekerja tidak memiliki perlindungan hukum maupun jaminan sosial. “Hari ini anak-anak muda mengisi ruang-ruang kerja informal sebesar 59,40 persen atau sekitar 86,5 juta orang, dan 54,5 juta di antaranya perempuan. Mereka tidak mendapat perhatian seperti asuransi kesehatan maupun jaminan keselamatan kerja,” kata Wulan.


Ia menilai situasi tersebut kontras dengan Malaysia yang telah memiliki undang-undang khusus pekerja lepas. Menurutnya, lonjakan pekerja informal kian terasa setelah pandemi COVID-19, seiring meningkatnya gelombang PHK di sektor formal. “Banyak lulusan muda, khususnya Generasi Z, akhirnya masuk ke dunia kerja nonformal seperti freelance, ojek online, pekerja toko, hingga sektor kreatif tanpa perlindungan yang jelas,” tambahnya.


Wulan menegaskan negara belum hadir memberi payung hukum yang layak. “Pekerja informal tumbuh pasca COVID-19, tapi negara belum hadir memberi perlindungan. Padahal, ini menyangkut keberlangsungan hidup generasi kami,” ujarnya.


Dalam kesempatan tersebut, KOPRI PB PMII mendesak Fraksi PAN DPR RI memberi perhatian serius terhadap isu ketenagakerjaan, terutama bagi pekerja muda perempuan. Mereka mendorong parlemen untuk menginisiasi regulasi khusus, termasuk penerapan gender impact assessment dalam pembahasan Undang-Undang Cipta Kerja. “Demokrasi tanpa memperhatikan gender hanya akan melahirkan demokrasi pincang. PAN perlu berani tampil membela kepentingan generasi muda dan perempuan di sektor informal,” tegas Wulan.


Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PAN DPR RI, Putri Zulkifli Hasan atau Putri Zulhas, mengapresiasi sikap kritis mahasiswa perempuan dalam menyampaikan aspirasi. “Perempuan Indonesia sekarang semakin berani tampil di garis depan. Itu bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin konstitusi,” ujarnya.


Putri Zulhas juga menambahkan pihaknya akan menindaklanjuti laporan soal penangkapan dan keamanan aktivis kepada Komisi III DPR RI serta membuka peluang bantuan medis bagi korban aksi yang belum mendapat perhatian.


Wulan kembali mengingatkan bahwa jika masalah dominasi Generasi Z di sektor informal tidak ditangani, jurang ketidakadilan ekonomi akan semakin lebar. “Ini bukan sekadar soal statistik, tapi tentang masa depan generasi. Kalau dibiarkan, kita sedang menyiapkan bom waktu sosial,” tegasnya.


KOPRI PB PMII pun berharap seluruh partai di parlemen memiliki komitmen yang sama untuk memperjuangkan perlindungan pekerja informal, khususnya perempuan muda. Menurut Wulan, hanya dengan dukungan lintas partai, regulasi yang adil dan inklusif bisa diwujudkan. (Tim) 

Bagikan:

Komentar