![]() |
Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jatim saat menjenguk santri Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo yang menjadi korban robohnya musala.(Dok/Istimewa). |
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut 103 korban berhasil selamat, 14 meninggal, satu pulang tanpa perawatan, dan 49 lainnya masih dalam pencarian.
Dari korban selamat, salah satu yang paling menyedot perhatian publik adalah Syailendra Haikal (13). Ia berhasil bertahan hidup lebih dari dua hari di bawah reruntuhan, sebelum dievakuasi pada Rabu (1/10) pukul 15.22 WIB.
Kisah Haikal viral di media sosial setelah rekaman percakapannya dengan tim rescue tersebar. Dengan suara lirih, ia sempat berucap, “Semuanya sakit,” yang membuat publik terenyuh.
Senator DPD RI, Lia Istifhama, turut menjenguk Haikal di RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo. Ia menyebut keteguhan Haikal sebagai teladan iman dan keberanian seorang santri.
“Masya Allah, Haikal bukan hanya kuat fisik, tapi juga cerdas dan beriman. Dalam kondisi terhimpit puing, dia tetap mengingat shalat,” kata Lia dengan mata berkaca-kaca.
Haikal bercerita, saat waktu Isya tiba ia masih bisa salat berjamaah dengan teman-temannya. Namun di hari kedua, suara sahabatnya tak lagi terdengar. Ia pun salat sendirian, hingga menyadari sahabatnya telah tiada.
Kisah lain yang diceritakan adalah datangnya sosok anak kecil yang sempat memberi minum saat ia haus. “Apakah itu mukjizat atau halusinasi, kita tidak tahu. Tapi yang jelas, Allah SWT memilih Haikal untuk menjadi saksi hidup,” ucap Lia.
Ibunda Haikal, Dwi Ajeng, tak kuasa menahan tangis saat menceritakan keteguhan putranya. “Bayangkan, di tengah gelap dan terjepit, anak saya masih ingat salat. Itu membuat saya terus bersyukur,” ujarnya.
Haikal kini menjalani perawatan intensif, bahkan terancam diamputasi. Namun ia tetap menyimpan mimpi besar: ingin melanjutkan sekolah di SMPN 1 Probolinggo dan bercita-cita menjadi tentara.
“Haikal sosok patriot sejati. Mentalnya kuat, imannya teguh, pikirannya cerdas. Insya Allah, ia akan menjadi penerus bangsa dengan pengabdian tinggi,” kata Lia.
Menurut laporan Basarnas, satu korban meninggal ditemukan dalam posisi sujud, hanya beberapa meter dari lokasi Haikal tertimbun. Lia menyebut para korban wafat sebagai syuhada.
“Mereka wafat dalam jihad menuntut ilmu. Santri adalah pondasi moral dan religius bangsa. Duka mereka adalah duka kita bersama,” pungkasnya. (Had)
Komentar