|
Menu Close Menu

FTBI Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025 Pecahkan Rekor MURI: 1.120 Pelajar Tulis Geguritan Serentak

Rabu, 15 Oktober 2025 | 11.04 WIB

Kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025 di Graha Saba Buana.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Surakarta— Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025 mencatat sejarah baru. Ajang tahunan yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah itu berhasil memecahkan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Penulisan Geguritan oleh Pelajar Terbanyak.


Sebanyak 1.120 siswa SD dan SMP se-Jawa Tengah menulis geguritan atau puisi berbahasa Jawa secara serentak dalam kegiatan yang berlangsung pada 14–16 Oktober 2025 di Kota Surakarta.

FTBI tahun ini menjadi lebih istimewa karena bukan sekadar ajang kompetisi bahasa daerah, tetapi juga simbol keberhasilan gerakan pelestarian bahasa dan budaya Jawa di kalangan generasi muda.


Acara pembukaan FTBI berlangsung di Graha Saba Buana, dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, dan ratusan peserta dari 35 kabupaten/kota.


Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Dr. Sadimin, M.Eng., menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.


“Melalui FTBI, kemahiran dan kreativitas siswa dalam berbahasa serta bersastra Jawa semakin berkembang. Inilah bukti nyata sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam melestarikan bahasa daerah,” ujar Sadimin saat membuka kegiatan di Graha Saba Buana, Selasa (14/10/2025).


Ia menambahkan, ajang seperti FTBI perlu terus digalakkan, bahkan hingga ke tingkat lokal, agar pelestarian bahasa daerah semakin kuat dan meluas.


Revitalisasi bahasa Jawa harus menyentuh generasi muda. Sosialisasinya pun perlu dilakukan dengan cara yang menarik, agar bahasa Jawa tetap hidup di keluarga dan masyarakat,” tegasnya.


Pemecahan Rekor MURI Penulisan Geguritan oleh Pelajar Terbanyak menjadi puncak kemeriahan FTBI 2025. Ribuan pelajar dari berbagai daerah menulis geguritan secara bersamaan, mencatatkan rekor nasional dan internasional untuk kegiatan literasi budaya.


Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawari, S.Pd., M.Hum., menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Surakarta dan seluruh pihak yang terlibat.


“Festival Tunas Bahasa Ibu adalah puncak dari program Revitalisasi Bahasa Daerah yang kami jalankan sejak 2021. Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kembali kecintaan siswa terhadap bahasa daerah, yang bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas dan nilai luhur bangsa,” jelas Laily.


Laily menegaskan, pemecahan rekor MURI tersebut bukan sekadar pencapaian simbolik, melainkan gerakan literasi budaya yang monumental.


“Menulis geguritan serentak ini bukan hanya tentang jumlah, tetapi tentang semangat menjaga warisan budaya Jawa di tengah arus globalisasi,” ujarnya.


FTBI 2025 diikuti oleh para juara tingkat kabupaten/kota, terdiri atas 490 siswa SD dan 490 siswa SMP. Mereka berkompetisi dalam tujuh cabang lomba, antara lain: membaca dan menulis aksara Jawa (maca lan nulis aksara Jawa), mendongeng (ndongeng), berpidato (sesorah), menulis cerkak, membaca geguritan, nembang macapat, dan komedi tunggal (ndhagel ijen).


Kompetisi berlangsung di tiga lokasi utama, yakni Graha Saba Buana, Gedung Wanita Surakarta, dan SMP Negeri 1 Surakarta. 


Melalui FTBI, Balai Bahasa Jawa Tengah berharap semangat pelestarian bahasa daerah dapat terus tumbuh dan menjadi bagian dari kebijakan pendidikan kebudayaan nasional.


“Bahasa daerah adalah roh kebudayaan. Selama bahasa itu hidup di hati anak-anak muda, maka jati diri bangsa akan tetap terjaga,” pungkas Laily.(Had).


Bagikan:

Komentar