![]() |
| Ning Lia Istifhama, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat mengisi kegiatan KOPRI PMII di Bondowoso.(Dok/Istimewa). |
Berdasarkan data periode 20 Oktober 2024 hingga 19 Oktober 2025, sebanyak 3.048.994 konten negatif berhasil ditangani. Dari jumlah tersebut, 2.373.352 konten didominasi oleh praktik perjudian online, diikuti 611.797 konten pornografi, serta 25.395 konten penipuan daring. Sisanya meliputi pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI), penyebaran hoaks, ujaran kebencian, terorisme, radikalisme, hingga pencemaran nama baik.
Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, mengajak generasi muda, khususnya Generasi Z, untuk aktif berperan dalam menciptakan ruang digital yang lebih bersih, cerdas, dan beradab.
“Ruang digital adalah cermin karakter bangsa. Di era ketika mayoritas Gen Z menghabiskan waktunya di media sosial, tanggung jawab mereka bukan hanya menjadi pengguna aktif, tetapi juga penjaga moral digital,” ujar Lia yang akrab disapa Ning Lia, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, menjaga dunia maya dari konten negatif bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Partisipasi publik, terutama dari kalangan muda, menjadi faktor penentu arah kualitas peradaban digital Indonesia.
“Bijak bermedia sosial berarti berani menolak sensasi, hoaks, dan ujaran kebencian. Gen Z punya daya pikir kritis dan kreativitas tinggi. Energi itu perlu diarahkan untuk hal-hal produktif seperti literasi digital, inovasi sosial, dan konten edukatif,” jelasnya.
Senator asal Jawa Timur itu menegaskan pentingnya etika digital (digital ethics) sebagai fondasi peradaban baru di dunia maya. Tantangan terbesar, katanya, bukan sekadar melawan algoritma atau banjir konten beracun, melainkan membangun kesadaran kolektif untuk menjaga nilai dan moralitas di ruang publik virtual.
“Kebebasan berekspresi bukan berarti bebas dari tanggung jawab. Setiap unggahan adalah jejak nilai. Maka, bersihkan ruang digital bukan karena aturan, tapi karena kesadaran,” tegasnya.
Ajakan Ning Lia tersebut sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Literasi Digital yang dicanangkan pemerintah. Ia berharap Gen Z dapat menjadi agen perubahan digital, bukan hanya sebagai konsumen informasi, tetapi juga pencipta narasi positif tentang kemanusiaan, toleransi, dan kemajuan bangsa.
“Dengan populasi digital Indonesia yang terus tumbuh, ciptakanlah dunia maya yang tidak hanya viral, tapi juga bermakna,” pungkas putri KH Maskur Hasyim itu. (Had)


Komentar