|
Menu Close Menu

Hadiri Peringatan Maulid Nabi, Anggota DPD RI Ning Lia Ajak Fatayat NU Surabaya Doakan Korban dan Santri Ponpes Al-Khoziny

Minggu, 05 Oktober 2025 | 23.52 WIB

Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.(Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya Dalam momentum Ta’dim Maulidurrasul atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, mengajak kader PC Fatayat NU Kota Surabaya untuk mendoakan para korban tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.


Ning Lia mengajak seluruh kader Fatayat NU Surabaya berdoa bersama demi keselamatan dan ketabahan keluarga para korban santri yang tertimbun reruntuhan bangunan musala tersebut.


Dalam kesempatan itu, Ning Lia menuturkan kisah Syailendra Haikal, santri korban selamat yang menjadi simbol keteguhan iman dan kecerdasan luar biasa di tengah cobaan hidup.


“Haikal bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga sangat cerdas dan beriman. Dalam kondisi gelap dan terhimpit, ia tetap tenang, tegar, bahkan mengingat shalat. Masya Allah, betapa kuat iman dan mentalnya,” ujar Ning Lia dengan mata berkaca-kaca di Kantor PCNU Kota Surabaya, Bubutan, Sabtu (4/10/2025).


Dari kesaksian Haikal, meski tubuhnya terjepit beton dan ruang geraknya sangat terbatas, ia tetap berusaha menegakkan kewajiban salat. Saat waktu Isya tiba, ia bahkan sempat membangunkan temannya di bawah reruntuhan.


“Ayo shalat, ayo shalat,” seru Haikal kala itu.


Ia mendengar suara seseorang mengimami salat, namun saat Subuh tiba, sahutannya tak lagi berbalas. Saat itulah Haikal menyadari bahwa sahabatnya telah tiada.


Pada hari pertama, Haikal masih sempat salat berjamaah meski dalam kondisi tertimbun. Namun di hari kedua, ia hanya bisa shalat sendirian.


“Bayangkan, seorang anak yang masih belia harus melalui hari-hari penuh kegelapan dan kesendirian dengan tetap menjaga imannya. Ini benar-benar Masya Allah,” tambah putri Tokoh NU KH. Masykur Hasyim tersebut.


Selain kuat secara iman, Haikal juga menunjukkan kecerdasan luar biasa. Menurut ibunya, ia memilih untuk tidak banyak berbicara dan bergerak agar tenaganya tetap terjaga, sesuai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) yang ia pahami di sekolah.


“Dia benar-benar mengimplementasikan ilmu yang dipelajari untuk bertahan hidup,” tutur Ning Lia penuh kagum.


Dalam kesempatan itu, Ning Lia mengajak seluruh kader Fatayat NU untuk mengambil hikmah dari tragedi tersebut. Ia menegaskan bahwa iman dan ilmu merupakan bekal penting dalam menghadapi setiap ujian kehidupan.


“Mari kita doakan para korban dan keluarga yang ditinggalkan agar diberi keteguhan iman dan kesehatan. Semoga Fatayat NU juga selalu diberkahi kekuatan dalam perjuangan,” pungkasnya.


Usai kegiatan, Ning Lia bersama para kader membacakan salawat penuh haru. Kehadirannya disambut hangat oleh para anggota Fatayat NU.


“Ning Lia ini sangat humble dan baik banget,” ungkap Aminah, salah satu kader Fatayat NU dengan senyum bahagia. (Had) 

Bagikan:

Komentar