![]() |
| Aksi Demonstrasi Ribuan Santri di Depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur di Jalan Indrapura, Surabaya.(Dok/Istimewa). |
Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap tayangan program Xpose Uncensored Trans7 pada 13 Oktober 2025 yang dinilai melecehkan martabat kiai dan santri, khususnya KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Juru bicara ASRI, HM Shobih Asrori, yang juga Wakil Bupati Pasuruan, menegaskan bahwa kepatuhan santri kepada kiai bukan bentuk perbudakan sebagaimana dinarasikan dalam tayangan tersebut.
“Dalam tradisi pesantren, kepatuhan santri kepada kiai adalah bentuk penghormatan dan pencarian keberkahan, bukan perbudakan,” tegas Shobih.
Ia mendesak agar pihak Trans7 meminta maaf secara langsung kepada para mashayikh yang dicatut namanya dalam tayangan tersebut.
Selain berorasi di depan gedung dewan, sekitar 50 perwakilan santri dan pengasuh pesantren dari berbagai daerah di Jawa Timur diterima beraudiensi di ruang rapat paripurna DPRD Jatim.
Audiensi tersebut juga dihadiri Kadis Kominfo Jatim, perwakilan KPID, PWI Jatim, serta Direktur Operasional Trans Media Latif Harnoko.
Koordinator ASRI Jatim, Masduki, menilai tayangan Xpose telah mendiskreditkan dunia pesantren dan menimbulkan luka bagi para santri.
“Kami tidak rela para kiai difitnah dan digambarkan seolah-olah menindas santrinya. Ini bukan hanya soal kehormatan, tapi juga menjaga persatuan bangsa,” ujarnya.
Perwakilan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang juga menyebut tayangan tersebut sebagai “kado pahit” menjelang peringatan Hari Santri Nasional.
“Kalau hal seperti ini dibiarkan, hubungan ulama dan umara bisa terganggu. Kami mendesak kasus ini dibawa ke ranah hukum,” tegasnya.
Sementara itu, KH Imam Ghozali Aro dari Jember mengingatkan pentingnya menghormati keragaman lembaga pendidikan di Indonesia.
“Pesantren punya tradisi sendiri yang sudah diakui negara. Jangan samakan dengan lembaga pendidikan umum. Jika santri dan kiai sampai marah, kemarahannya sulit diredam,” katanya.
Menanggapi hal itu, Latif Harnoko mengakui pihaknya menyesali tayangan Xpose Uncensored yang menyinggung perasaan umat Islam dan kalangan pesantren.
“Trans7 sudah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di seluruh jaringan Trans Media. Program Xpose Uncensored resmi ditutup dan PH Sandhika disanksi tidak boleh lagi bekerja sama dengan Trans7,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, Chairul Tanjung selaku pemilik Trans Media akan sowan langsung ke Ponpes Lirboyo pada Kamis (23/10/2025) mendatang.
“Saya hadir di sini atas perintah langsung Pak CT karena beliau menganggap pertemuan ini sangat penting,” tambah Latif.
Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf menyatakan akan menindaklanjuti tujuh tuntutan yang disampaikan ASRI.
“Sebagian memang menjadi kewenangan pusat, tapi kami pastikan aspirasi ini diteruskan sesuai mekanisme,” katanya.
Musyafak menilai dialog antara santri, DPRD, dan Trans7 menjadi momentum penting memperkuat dunia pesantren.
“Pertemuan ini membawa hikmah besar. Mari kita akhiri dengan membaca surat Al-Asr,” tutupnya.
Turut hadir dalam audiensi tersebut sejumlah anggota DPRD Jatim seperti Hikmah Bafaqih, Muhammad Athoillah, Ahmad Tamim, Lora Nasich Aschal, Makin Abbas, serta Bupati Pasuruan Rusydi Sutejo. (Red)


Komentar