![]() |
| Atalia Praratya, Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar saat sowan ke KH. Ahmad Haedar, Ketua PCNU Kota Bandung. (Dok/Istimewa). |
Dalam kesempatan itu, Atalia menegaskan komitmen Fraksi Partai Golkar untuk terus memperjuangkan kemajuan dan kesetaraan pesantren sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Ia menyoroti pentingnya penguatan pendanaan bagi lembaga pendidikan keagamaan, termasuk melalui alokasi 20 persen anggaran pendidikan nasional (APBN), agar pesantren memperoleh akses yang adil terhadap dukungan negara.
“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat dan benteng moral bangsa. Karena itu, sudah sepatutnya pesantren mendapatkan perhatian dan dukungan yang proporsional dari pemerintah,” ujar Atalia Praratya.
Sementara itu, KH Ahmad Haedar menyambut baik kunjungan silaturahmi tersebut. Ia mengapresiasi kepedulian Atalia terhadap pesantren yang dinilai konsisten sejak lama, bahkan sebelum dirinya duduk di kursi legislatif.
“Bu Atalia bukan orang baru di kalangan pesantren. Sejak beliau menjadi ibu wali kota dan ibu gubernur, perhatiannya terhadap pesantren luar biasa. Bahkan pada 2023, beliau turut berperan memperjuangkan KH Abdul Chalim — pendiri NU asal Majalengka — hingga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Itu bentuk kecintaan beliau kepada para kiai,” tutur KH Ahmad Haedar.
Data Kementerian Agama RI mencatat, terdapat lebih dari 42.391 pondok pesantren di Indonesia dengan jutaan santri. Dari jumlah tersebut, Provinsi Jawa Barat menjadi yang terbanyak dengan 12.977 pesantren, dan merupakan daerah pertama yang menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Pesantren pada tahun 2021 — tonggak penting dalam pengakuan dan perlindungan pesantren di tingkat daerah.
Terkait isu yang sempat beredar di media sosial mengenai pernyataan Atalia tentang pesantren, KH Ahmad Haedar mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi.
“Sebagai tokoh agama, kita harus bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam merespons informasi. Jangan sampai terjebak pada berita-berita tendensius yang tidak jelas kebenarannya. Lakukan tabayyun sebelum menilai,” tegasnya.
Menurut KH Ahmad Haedar, kedatangan Atalia juga menjadi bentuk nyata dukungan Fraksi Partai Golkar dan Komisi VIII DPR RI terhadap kemajuan pesantren, baik dalam aspek pendidikan, sosial, maupun pemberdayaan masyarakat.
Atalia sendiri menegaskan bahwa keberpihakan terhadap pesantren tidak semata menyangkut sektor pendidikan, melainkan juga penguatan karakter kebangsaan, ekonomi umat, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul berbasis nilai-nilai Islam dan Pancasila.
“Pesantren adalah bagian dari jantung peradaban bangsa. Dari pesantren lahir ulama, pemimpin, dan tokoh-tokoh yang menjaga moralitas publik. Kita ingin memastikan pesantren tidak tertinggal dalam arus modernisasi, tetapi justru menjadi pusat inovasi dan kemajuan yang berlandaskan nilai keislaman,” jelas Atalia.
Ia berharap, melalui silaturahmi dengan PCNU Kota Bandung ini, terjalin komunikasi yang kuat antara wakil rakyat, ulama, dan masyarakat pesantren. Menurutnya, setiap kebijakan publik di bidang pendidikan dan sosial harus berpihak pada kepentingan umat.
“Silaturahmi seperti ini bukan sekadar pertemuan, tetapi momentum membangun kepercayaan, menyatukan visi, dan memperkuat kolaborasi untuk Indonesia yang lebih berkarakter dan berkeadaban,” pungkasnya. (Tim)


Komentar