![]() |
| Ning Lia dan Bupati Sugiri saat Silaturahmi di Pendopo Kabupaten Ponorogo.(Dok/Istimewa). |
Keduanya dinobatkan sebagai figur paling disukai masyarakat Jawa Timur berdasarkan survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Direktur ARCI Baihaki Sirajt menjelaskan, survei tersebut menunjukkan 72,4 persen responden mengenal Lia Istifhama, dan 71,7 persen menyatakan menyukainya.
“Lia Istifhama memiliki tingkat kesukaan tertinggi di antara seluruh anggota DPD RI asal Jawa Timur,” ungkap Baihaki, Senin (13/10/2025).
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko juga menempati posisi teratas sebagai kepala daerah paling populer di Jawa Timur.
Sebanyak 61,7 persen responden mengenalnya, dan 57,3 persen menyukainya.
Di bawahnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menempati posisi kedua dengan tingkat popularitas 50,3 persen, disusul Bupati Jember Muhammad Fawaid di posisi ketiga.
Menariknya, kedua tokoh terpopuler ini sempat bertemu dalam suasana akrab di Pendopo Agung Ponorogo.
Mereka saling berbalas pantun dan berbincang santai, menunjukkan karakter keduanya yang hangat, rendah hati, dan dekat dengan rakyat.
Menurut Ning Lia, popularitas Kang Giri bukan hal yang mengherankan.
Ia menilai sang bupati dikenal karena sosoknya yang membumi, egaliter, dan aktif berinteraksi langsung dengan masyarakat.
“Tak heran Kang Giri jadi bupati terpopuler. Karakternya membumi, dekat dengan rakyat, dan kontennya selalu viral. Pernah, live-nya ditonton jutaan orang,” ujar Ning Lia sambil tersenyum.
Senator yang dikenal dengan gaya santun itu juga mengutip petuah Imam Ibnu Athoillah.
“Berkawanlah dengan orang baik, karena ada kebaikan besar yang menular darinya. Kalau dalam bahasa Jawa, kita gandol saja ke Kang Giri supaya dapat berkahnya,” ucapnya ringan.
Sementara itu, Kang Giri menilai Ning Lia Istifhama sebagai sosok politisi yang langka.
Menurutnya, Putri KH Maskur Hasyim itu tetap tulus, cerdas, dan apa adanya di tengah kerasnya dunia politik.
“Sekarang ini sulit mencari politisi yang baik. Tapi Ning Lia ini unik, jenius, ceplas-ceplos tapi jujur. Itu justru nilai jualnya,” puji Kang Giri.
Dalam pertemuan itu, Kang Giri juga menjelaskan makna kata ‘Friend’ yang sering ia ucapkan saat bertemu masyarakat.
“Friend itu sama dengan sahabat, dulur, atau konco. Artinya setara dan terbuka. Rakyat hanya ingin pemimpin yang dekat, egaliter, dan menjaga makna persaudaraan,” jelasnya.
Dari keakraban dua tokoh populer ini, tergambar benang merah kepemimpinan yang dicintai masyarakat Jawa Timur:
kerendahan hati, komunikasi langsung dengan rakyat, dan semangat gotong royong.
Baik Ning Lia maupun Kang Giri sepakat, popularitas bukan tujuan, melainkan konsekuensi dari pengabdian yang tulus.
“Pemimpin yang besar bukan yang sering dipuji, tapi yang terus bekerja dengan hati,” ujar Kang Giri menutup pertemuan penuh makna itu. (Had)


Komentar