![]() |
| Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat bicara dihadapan mahasiswa Universitas Brawijaya di Surabaya.(Dok/Istimewa). |
Acara yang digelar di Kantor Perwakilan DPD RI Jawa Timur, Surabaya, ini merupakan hasil kerja sama antara DPD RI Jawa Timur dan Ombudsman RI Perwakilan Jawa Timur. Turut hadir Ketua Ombudsman Jatim Agus Muttaqin dan Kepala Kantor Perwakilan DPD Jatim Roni Suharso.
Dalam pemaparannya, Lia, yang akrab disapa Ning Lia menegaskan bahwa generasi muda harus berani mengambil peran strategis dalam politik dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila.
“Politik itu bukan kotor. Politik justru bisa menjadi sarana manfaat untuk keberlangsungan bangsa. Kita harus memahami politik sebagai jalan pengabdian, bukan sekadar pencapaian posisi,” ujarnya di hadapan para mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Lia memperkenalkan konsep SENI (Strategi, Equety, Nation, Integritas). Ia menjelaskan bahwa politik sejati harus dijalankan dengan keseimbangan antara strategi, keadilan, semangat kebangsaan, dan integritas.
“Dunia politik itu seni. Ada keindahan di dalamnya ketika dijalankan dengan nilai keadilan, cinta tanah air, dan kejujuran. Politik tanpa seni justru kaku dan kehilangan arah pengabdian,” terangnya.
Menurut Putri KH. Maskur Hasyim itu, politik adalah seni mengelola perbedaan demi kebaikan bersama. Ia menekankan, demokrasi substansial harus lebih dari sekadar formalitas pemilu, melainkan praktik nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Demokrasi bukan sekadar pemilu lima tahunan. Demokrasi sejati adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila dihidupkan dalam perilaku politik dan kebijakan publik yang berpihak pada rakyat,” tegasnya.
Sebagai tokoh perempuan yang dikenal vokal dalam isu kesetaraan, Ning Lia juga mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam politik.
“Kesetaraan bukan soal menyaingi laki-laki, tapi bagaimana berkontribusi dengan empati dan keteguhan. Politik yang beretika justru membutuhkan sentuhan kelembutan perempuan,” jelas senator yang dinobatkan sebagai Wakil Rakyat Terpopuler dan Paling Disukai 2025 versi ARCI itu.
Dalam sesi dialog, Lia mendorong mahasiswa agar tidak alergi terhadap politik dan bijak menggunakan media sosial sebagai ruang edukasi.
“Media sosial seperti TikTok dan Instagram bisa digunakan untuk menyebarkan nilai dan etika politik yang positif. Anak muda harus berani bicara tentang masa depan bangsa,” pesannya.
Menutup kegiatan, Ning Lia menegaskan bahwa politik sejati harus dijalankan dengan hati dan niat tulus membantu sesama.
“Dalam politik, ada pengorbanan. Tapi kalau tujuannya untuk menolong orang lain, semua itu bernilai ibadah,” pungkasnya.
Sementara itu, Agus Muttaqin dari Ombudsman Jatim menambahkan, mahasiswa memiliki peran penting dalam mendorong terciptanya politik bersih dan demokrasi yang sehat.
“Ombudsman membuka ruang bagi masyarakat untuk melaporkan setiap penyimpangan agar dapat ditindaklanjuti,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bagi mahasiswa untuk melihat politik bukan sebagai medan kekuasaan, melainkan wadah pengabdian berlandaskan nilai-nilai Pancasila, etika, dan kemanusiaan. (Had)


Komentar