![]() |
| H.Musaffa' Safril, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur.(Dok/Istimewa). |
Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto mengonfirmasi keberhasilan tersebut dan memastikan pihaknya akan menjemput langsung Dewi untuk dibawa ke Jakarta.
“BNN akan melakukan penjemputan langsung dari Kamboja,” ujarnya.
Dewi Astutik dikenal sebagai salah satu pelaku utama dalam kasus penyelundupan dua ton sabu dengan nilai fantastis mencapai Rp 5 triliun. Skala kasus tersebut menjadikannya salah satu target prioritas dalam operasi pemberantasan narkotika lintas negara dan salah satu buronan paling dicari oleh aparat Indonesia.
Keberhasilan menangkap Dewi langsung mendapat apresiasi dari Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa’ Safril. Ia menilai penangkapan ini sebagai momentum penting dalam perang panjang melawan peredaran narkotika.
“Penangkapan Dewi Astutik hanyalah langkah awal. Usut semua yang terlibat dari level atas hingga jaringan paling bawah. Hancurkan seluruh mata rantai narkoba tanpa kompromi,” tegas Musaffa’, Selasa (02/12/2025).
Ia menambahkan bahwa keberhasilan BNN adalah kemenangan moral bagi bangsa, terutama dalam melindungi generasi muda dari ancaman narkoba.
“Kami mendukung penuh upaya BNN menindak gembong-gembong besar narkoba. Ini bukan sekadar persoalan hukum, tetapi menyangkut masa depan generasi muda Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, narkoba bukan hanya merusak individu, tetapi mampu menggerogoti nilai sosial, meretakkan keluarga, hingga mengguncang stabilitas masyarakat secara luas.
Musaffa’, yang dinobatkan sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif oleh Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), menguraikan secara lebih rinci alasan kuat di balik dukungan Ansor Jatim terhadap operasi BNN.
Ia menuturkan bahwa narkoba adalah ancaman langsung terhadap keberlanjutan bangsa. Dampak narkoba tidak hanya menghancurkan fisik dan mental pengguna, tetapi juga memutus masa depan generasi muda. Dalam skala besar, jaringan narkotika mampu merusak satu generasi sekaligus, terutama jika suplai barang haram itu tidak berhasil diputus dari hulunya.
Selain itu, kasus Dewi menunjukkan keterlibatan jaringan kejahatan terorganisir internasional. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia bukan hanya menghadapi kejahatan lokal, tetapi juga infiltrasi mafia global. Menangani kasus seperti ini berarti memperkuat ketahanan nasional dari kriminologi lintas batas.
Dari sisi sosial-ekonomi, nilai sabu Rp 5 triliun menggambarkan skala kerusakan yang sangat besar. Peredaran narkoba meningkatkan kriminalitas, merusak tatanan keluarga, mengganggu produktivitas masyarakat, hingga menambah beban negara dalam rehabilitasi. Kerugian yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada hanya sekadar nilai barang bukti.
Musaffa’ menegaskan bahwa Ansor sebagai organisasi kepemudaan berbasis nilai-nilai keagamaan memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menjaga generasi muda. Pemberantasan narkoba bagi Ansor bukan hanya agenda keamanan, tetapi bagian dari dakwah sosial untuk membentuk karakter pemuda yang kuat dan bermartabat.
Musaffa’ kembali mengingatkan bahwa perang terhadap narkoba tidak bisa dibebankan kepada aparat saja.
“Perang melawan narkoba adalah perang seluruh elemen bangsa. Kami di Ansor Jatim akan selalu berdiri di garda depan menjaga generasi muda,” tegasnya.
Penangkapan Dewi Astutik menjadi bukti nyata bahwa kerja sama internasional dalam pemberantasan narkoba semakin solid. BNN dijadwalkan segera membawa Dewi ke Indonesia untuk menjalani proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Operasi ini memperlihatkan sinyal kuat bahwa negara hadir dalam perang melawan narkoba, dan perang ini belum selesai. (Had)


Komentar