![]() |
| Menteri Agama Nasaruddin Umar saat acara Kunjungan ke Ponpes Annuqayah di Guluk-Guluk, Sumenep.(Dok/Istimewa). |
Apresiasi itu disampaikan Menag saat melakukan kunjungan kerja ke Pesantren Annuqayah pada Sabtu, 29 November 2025.
“Saya sangat bangga. Annuqayah bukan hanya membina kecerdasan intelektual dan spiritual, tetapi juga membangun budaya ekologis. Hutan kampus ini akan menjadi laboratorium alam bagi generasi muda pesantren,” ujar Menag dalam sambutannya.
Menurutnya, keberadaan hutan kampus menunjukkan peran strategis pesantren sebagai pusat kebijaksanaan yang tidak hanya melahirkan tokoh intelektual dan publik, tetapi juga penjaga keseimbangan lingkungan. Ia menyebut pesantren di Madura, termasuk Annuqayah, selama ini berhasil mencetak akademisi, peneliti, hingga pemimpin masyarakat yang berpengaruh, dan kini memperluas kontribusi dalam gerakan ekologis.
Pengasuh Pesantren Annuqayah, KH Abd. A’la Basyir, mengungkapkan bahwa pendirian hutan kampus merupakan lanjutan dari tradisi panjang pesantren dalam menjaga alam dan adab keberlanjutan. Ruang hijau tersebut disiapkan sebagai sarana pendidikan lapangan untuk memperkuat kesadaran ekologis santri.
“Sejak lama Annuqayah membangun kesadaran bahwa menjaga alam adalah bagian dari amanah keimanan. Hutan kampus ini kami siapkan sebagai ruang belajar ekologis dan pembentukan karakter generasi masa depan,” ujarnya.
Dalam kunjungan tersebut, Kementerian Agama turut menyerahkan bantuan senilai Rp100 juta untuk mendukung pengembangan sarana pendidikan dan penguatan ekosistem belajar di pesantren.
Menag berharap bantuan ini menjadi stimulasi bagi Annuqayah untuk terus berkembang sebagai pusat keilmuan, spiritualitas, dan gerakan ekologis.
“Pesantren seperti Annuqayah bukan hanya center of excellence tapi juga center of wisdom. Kita ingin pesantren menjadi pionir dalam moderasi beragama, ilmu pengetahuan, dan pelestarian lingkungan,” tegasnya. (Yud/Had)


Komentar