|
Menu Close Menu

Panen Raya Jeruk Dau, Kasatkornas Banser Tegaskan Jihad Kebangsaan Jaga Kedaulatan Pangan

Rabu, 17 Desember 2025 | 13.16 WIB

Kegiatan Panen Raya dan Tanam Jeruk Dau di Kabupaten Malang.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Malang — Program Patriot Ketahanan Pangan menjadi perhatian serius Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser. Melalui sinergi dengan pemerintah, Banser menegaskan komitmennya sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.


Komitmen tersebut ditegaskan Kasatkornas Banser, H.M. Syafiq Syauqi, Lc., MAg., saat menghadiri kegiatan panen raya dan tanam jeruk Dau di Kabupaten Malang, Rabu (17/12/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan Banser terhadap program pemerintah, khususnya kerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).


Data United States Department of Agriculture (USDA) mencatat Indonesia menjadi negara pengimpor jeruk mandarin terbesar ke-8 di dunia dengan volume mencapai 115 ribu ton pada 2024. Kondisi ini dinilai memprihatinkan, mengingat potensi produksi jeruk nasional yang melimpah.


Petani jeruk Dau, Nurul Wahyudi, yang juga mantan Kasatkoryon Banser Dau, menilai persoalan utama bukan pada kapasitas produksi, melainkan preferensi pasar dan kebijakan. Menurutnya, konsumen masih cenderung memilih jeruk impor seperti Sunkist, Mandarin, dan Ponkam karena faktor kualitas dan variasi.


“Kualitas jeruk lokal tidak kalah dengan jeruk impor. Jeruk Dau memiliki cita rasa khas dan kini mulai diminati konsumen. Namun, untuk mendorong kedaulatan pangan, diperlukan intervensi regulasi, seperti pembatasan impor jeruk serta kepastian ketersediaan pupuk, baik urea, ZA, maupun Phonska,” ujar pria yang akrab disapa Ndan We.


Kasatkornas Banser H.M. Syafiq Syauqi menyampaikan bahwa keterlibatan Banser dalam sektor pangan merupakan bagian dari jihad kebangsaan di era kekinian. Ia mengapresiasi semangat kader Banser-Ansor di Dau yang menekuni komoditas hortikultura unggulan jeruk.


“Ini adalah bentuk kemandirian kader sekaligus upaya nyata mengurangi ketergantungan terhadap jeruk impor. Saya bangga melihat langsung produktivitas dan semangat sahabat-sahabat Banser dan Ansor Dau,” kata Gus Syafiq.


Selain panen raya, kegiatan tersebut juga dirangkai dengan Dialog Ketahanan Pangan bertema “Mengangkat Keindahan Alam Dau sebagai Ruang Silaturahmi sekaligus Menyatukan Langkah Memanen Manfaat” yang digelar di Joglo Majelis Darul Aflah, Tlogoweru.


Dalam dialog tersebut, Gus Syafiq mengapresiasi produktivitas jeruk Dau yang mencapai 50.400 ton per tahun dari luasan sekitar 800 hektare. Ia mendorong agar semangat kolektif terus dirawat guna meningkatkan skala ekonomi dan daya saing harga jeruk lokal.


“Komoditas jeruk sangat strategis. Dengan potensi alam Dau, pengembangan ekosistem wisata petik jeruk dari hulu ke hilir sangat memungkinkan. Ini akan meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani,” ujarnya.


Ia juga menegaskan pentingnya kerja sama lintas pemangku kepentingan, tidak hanya melalui pembatasan impor, tetapi juga peningkatan skala ekonomi agar harga jeruk lokal kompetitif di pasar. Menurutnya, peningkatan pendapatan petani akan berkontribusi langsung terhadap stabilitas ekonomi daerah dan nasional.


Terkait keluhan petani mengenai pupuk, Gus Syafiq berjanji akan menindaklanjuti persoalan tersebut. “Mohon disiapkan data luasan lahan dan kebutuhan pupuknya. Ini akan segera kami tindak lanjuti,” tegasnya.


Kegiatan ini turut dihadiri Pengasuh Majelis Darul Aflah Tlogoweru, Gus Fuad, kader Ansor-Banser Dau dan Kabupaten Malang, Kepala Provost Nasional H. Ahmad Syafii, H.M. Harus Prasetyo, SE., MM., penggiat ekonomi desa, serta tokoh masyarakat setempat. [aud]

Bagikan:

Komentar