|
Menu Close Menu

Demam Gowes, Begini Cerita Keseruan Saat Bersepeda di Bangkalan

Jumat, 10 Juli 2020 | 09.49 WIB

Foto: doc. lensajatim.di (H. Rusliyadi)
lensajatim.id. Bangkalan - Sebagian besar masyarakat kini sedang dilanda demam Gowes. Tak terkecuali di Kabupaten Bangkalan kini olah raga dengan mengayuh sepeda dengan jarak tempuh puluhan kilometer tersebut sedang ramai peminat.

Olahraga yang diminati dari berbagai kalangan baik pekerja swasta hingga pegawai negri tersebut memiliki daya tarik tersendiri dimasa pandemi Corona Virus Desease (Covid-19) demi menjaga kebugaran.

Salah satunya Komunitas Gowes RT III, Perumahan Lavender Bangkalan, Bangkalan,  Madura.

Selain dijadikan sebagai olahraga menjaga kebugaran juga dijadikan untuk mempererat persaudaraan di komplek perumahan tersebut.

Warga RT III, Perumahan Lavender H. Rusliyadi, salah satu anggota Komunitas Gowes mengaku selain olahraga demi menjaga daya tahan tubuh dimasa Pandemi Virus yang terjadi, juga dijadikan sebagai ajang silaturrahmi mempererat persaudaraan.

Pria yang berprofesi sebagai kontraktor tersebut menjadikan Gowes sebagai salah satu pengisi waktu luang dan menjaga kebugaran tubuh dimasa pekerjaannya terkena dampak pandemi Covid-19.

Tak tanggung-tanggung, kecintaannya pada olahraga Gowes, tak ragu mengeluarkan uang tabungannya hingga puluhan juta demi membeli vasilitas hoby yang kini digemarinya.

Sepeda gowes yang dimiliki H. Rusliyadi seharga Rp. 12 Juta.

"Di Komunitas kami maksimal kisaran dari 5 Juta hingga 15 Juta harga sepedanya. Karena lagi demam gowes jadi harga sepeda semakin mahal," terangnya

Tak hanya itu, komunitas Gowes RT III, Perum Lavender tersebut juga selalu aktif dalam beberapa aksi sosial.

Mereka juga sering terlihat turut andil dalam menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

Abah Rusli sapaan akrabnya, mengaku dengan mengendarai sepeda dengan kawan- kawannya di Komunitas Gowes RT 3, Perum Lavender selalu menemukan tempat yang indah di bagian wilayah Bangkalan yang masih belum terjamah.

"Kita kalau Gowes selalu memilih jalan yang sedikit menantang seperti ke pelosok desa. Dari hoby ini kita tau banyak tempat-tempat indah yang belum terekspos. Contohnya di Arosbaya ada pantai yang masih alami belum dikelola," katanya.

Komunitas Gowes RT III, Perum Lavender terbentuk atas dasar kekeluargaan dan persaudaraan.

Karena mayoritas anggotanya merupakan warga Perum Lavender. Sedikitnya ada 49 orang yang tergabung didalamnya.

Begitupun Ketua RT III, Perum Lavender Bapak Rizal juga selalu aktif dalam semua kegiatan yang dilakukan Komunitas.

Menurutnya selain mengisi waktu luang, juga sebagai salah satu aktivitas yang positif dimasa pandemi serta menguatkan rasa kekeluargaan dalam berkawan dan bertetangga.

Saat bersepeda tutur Rizal, semua anggota sama-sama berperan penting dalam Komunitas, Baik ketika salah satu teman ada yang kesulitan ataupun ketertiban dalam bersepeda.

"Semua anggota kita saling peduli keselamatan setiap anggota. Makanya lebih banyak positifnya dan selalu menjaga keakraban sesama," tutur Rizal.
Abah Rusli- Saat gowes bersama tim
Selain mencari pengalaman dan berolahraga juga untuk menambah dan menguatkan tali persaudaraan.

Saat Gowes juga selalu saling mengingatkan serta dikomandu oleh yang berada dibarisan terdepan. Bersepeda juga harus memperhatikan keselamatan sendiri juga pengguna jalan yang lain.

Tak hanya itu, dimasa pandemi ini Rizal menambahkan bahwa bersepeda juga harus sesuai dengan protokol kesehatan, Memakai masker juga tidak lupa handsanitizer.

Sedangkan Bapak Doni warga RT III, Perum Lavender salah satu orang yang berperan penting dalam terbentuknya komunitas Gowes.

Dia bercerita bahwa didalam komunitasnya juga ada aturan-aturan yang diterapkan.

Seperti halnya seragam yang tak boleh ketinggalan saat mau Gowes demi membedakan anggotanya dengan orang lain.

"Kalau sedang Gowes harus pakai seragam, kami punya tiga macam seragam. Yang kami pakai sesuai jadwalnya," ceritanya pada wartawan lensa jatim.

Dirinya juga berpesan pada sesama pecinta hoby sepeda baik yang di komunitasnya maupun di luar komunitas untuk tetap mengutamakan keselamatan juga tidak mengganggu pengguna jalan lain dan warga sekitar.

Juga tetap mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi, memakai masker, bawa handsatizer serta menjaga jarak. (ft/lil)

Bagikan:

Komentar