|
Menu Close Menu

Lewat Program OPOP, Gubernur Khofifah Yakin Jatim Mampu Jadi Ekportir Halal Food

Sabtu, 19 Desember 2020 | 05.47 WIB


Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Jatim, Emil Dardak saat membuka OPOP EXPO 2020


lensajatim id Surabaya-
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku optimis bahwa Indonesia khususnya Jawa Timur bisa menjadi eksportir makanan halal (halal food) terbesar di dunia. Rasa optimis tersebut juga diperkuat oleh peran Pondok Pesantren (Ponpes) bersama para alumninya melalui gerakan One Pesantren One Product (OPOP). 


"Kita ini negara dengan penduduk  mayoritas  muslim terbesar di dunia. Akan tetapi, untuk halal food ternyata kita saat ini merupakan  importir halal food  terbesar di dunia. Maka, lewat peran OPOP ini mari bismillah kerja keras dan profesional merubah dari importir menjadi eksportir halal food lewat potensi Ponpes dan para alumninya serta jejaring semua aspek strategis," ungkapnya saat membuka ekspo  OPOP Prov. Jatim di Maspion Square Surabaya, Sabtu (18/12). 


Gubernur Khofifah menyebut, ekportir halal food bisa diwujudkan melalui sinergi bersama antara pesantren,  pemerintah, sekror swasta,  lembaga strategis seperti BI dan   OJK, jaringan diaspora  dan alumni  pesantren yang sangat luas  diharapkan bisa membalik dari importir menjadi eksportir makanan halal terbesar di dunia. 


"Saya rasa kita memiliki energi dan potensi  untuk itu. Oleh karenanya sinergitas dengan ponpes menjadi salah satu kekuatan yang perlu mendapatkan pendampingan berkelanjutan," terangnya. 


Menurutnya, terdapat sebuah potensi besar yang dimiliki oleh pesantren termasuk ekosistemnya. Dimana pesantren tersebut memiliki santri beserta alumninya. Alumni pesantren tersebar  se-Indonesia,  memiliki jejaring yang diharapkan menjadi potensi besar di negara yang umat Islamnya terbesar di dunia ini. 

 

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyebut, untuk memperoleh hasil yang optimal, ponpes perlu pendampingan terutama pada aspek pengelolaan keuangan  dan jejaring pasar seperti dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). 


Tak hanya itu, jika membutuhkan akses permodalan terdapat Himpunan Bank Nagara (Himbara) yang didalamnya terdapat Bank Mandiri, BNI, BRI sampai Bank Jatim. 


"Kami ingin semua berseiring seperti tag line OPOP;  Pesantren Berdaya,  Masyarakat Sejahtera," ujarnya. 


OPOP Expo tahun ini merupakan tahun kedua. Tercatat saat ini telah tergabung 350 pesantren dengan 350 produk . Ditargetkan pada tahun 2023 akan tercapai 1000 produk.


Dalam kesempatan itu, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono yang juga ketua tim penguatan dan  pengembangan  OPOP  mengatakan, dalam rangka pembukaan OPOP Expo 2020 kali ini akan dilaksanakan mulai 18 - 20 Desember 2020 di Atrium Maspion Square Surabaya secara Hybrid (online dan offline). 


Kegiatan tersebut juga dilaksanakan Launching Aplikasi OPOP Mart Online yang diharapkan menjadi babak baru kebangkitan ekonomi UMKM berbasis pesantren. Saat ini, aplikasi online mart sudah dapat diunduh melalui play store.


"Tak hanya itu, kegiatan hari ini juga diikuti di Ponpes Sidogiri Pasuruan, Ikatan Pondok Pesantren dan Diaspora yang berdomisili di Turki, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Rusia hingga Madagaskar," ungkapnya. 


Sementara itu KH. Mutawakkil Allallah pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong - Probolinggo dalam sambutan secara virtual menyampaikan apresiasi atas program Pemprov Jatim yang mengihtiarkan pesantren menjadi pelaku ekonomi melalui OPOP.


Hadir dalam kesempatan ini, Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, para Kepala OPD di lingkungan Prov. Jatim, Dirut PT Bank Jatim, Rektor Perguruan Tinggi  dan penggiat Pondok Pesantren di seluruh Jatim. (Hms/Had)

Bagikan:

Komentar