|
Menu Close Menu

Covid 19 Banyak Menelan Korban Jiwa, Silaturrahim Online Pilihan Tepat

Senin, 11 Januari 2021 | 13.38 WIB

 

Firman Syah Ali, Tokoh Muda NU Jawa Timur 


lensajatim id Surabaya-
Pada tanggal 27 Desember tahun 2020 PBNU menyatakan ada 234 Kyai dan tokoh NU meninggal dunia selama pandemi dan 207 diantaranya meninggal karena terpapar Covid-19. Pernyataan PBNU bulan lalu itu langsung diikuti dengan peningkatan jumlah ulama NU yang terpapar Covid-19 hingga hari ini. Ada yang berhasil disembuhkan dan ada yang wafat. Bahkan Ketua PP Muslimat NU Bunyai Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim) yang sangat disiplin protokol kesehatan juga terpapar virus asal Wuhan ini.


Koordinator Wilayah Sahabat Mahfud MD Jatim Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman angkat bicara terkait fenomena tersebut "Ratusan ulama baik yang NU maupun selain NU wafat karena terpapar Covid-19, kita sebaiknya mengubah cara sowan/nyabis ke ulama. Sowan atau nyabis ke ulama tidak harus secara fisik, Allah telah karuniai kita teknologi canggih, gunakan itu saja, kita sowan/nyabis secara online, via video call kalau beliau berkenan, atau cukup via telepon kalau beliau kurang berkenan video call" ucap Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim ini.


Cak Firman menambahkan bahwa Gerakan Sayang Ulama perlu digelorakan, yaitu dengan cara mencegah ulama kita dari mara bahaya infeksi virus Covid-19. "Ulama itu punya jiwa nggak tegaan, beliau tidak tega atau tidak sampai hati menolak tamu, beliau-beliau tidak kuasa menolak orang sowan, karena jiwa mereka laksana samudera luas tak bertepi, jadi harus kita sendiri yang ambil inisiatif menyelamatkan beliau-beliau dengan cara menghindari sowan secara fisik" lanjut BPO HKTI Jatim ini.


"Kalaupun kita ingin ngalap barokah menghaturkan sebagian rejeki kita kepada para pembawa agama Allah ini, bisa lewat rekening, sekarang teknologi sudah canggih" lanjut aktivis Madura Urban ini.


Menurut Cak Firman, menghindari sowan fisik dengan kyai/ulama NU selama era pandemi adalah bagian dari Jihad, bagian dari perjuangan membela ulama, membela ulama dari infeksi virus maut Covid-19. Membela ulama terhitung sebagai membela agama Allah karena merekalah pewaris para Nabi dan Rasul dalam membawa agama Allah.


"Beliau-beliau adalah lentera dunia ini, jangan kita padamkan, mari kita pelihara bersama agar sang lentera terus bersama kita. Kalaupun kita sangat urgen harus sowan secara fisik, laksanakan protokol kesehatan, jangan zalimi beliau dengan cara mencium tangannya. Kita tidak tau apakah kita sedang terpapar corona apa tidak? Karena orang terpapar corona itu ada yang tanpa gejala, badannya sehat tapi berpotensi menularkan ke orang lain yang badannya sedang kurang sehat" pungkas Pengurus Harian LP Ma'arif Jatim ini. (Had)

Bagikan:

Komentar