|
Menu Close Menu

Akrobatik 'Super Heru' Plh Sekdaprov Jawa Timur

Selasa, 25 Mei 2021 | 09.42 WIB


Oleh : Moch. Atho’ Illah, S.Pd 


Opini- Belum genap 3 bulan, Heru Tjahjono yang menjabat sebagai Plh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur, dengan gagahnya bak ‘Super Heru’ yang melakukan aksi akrobatik ‘pasang badan’ membela Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan mengaku menginisiasi dan bertanggung jawab dalam acara surprise pesta ulang tahun Khofifah ke-56 di tengah kondisi pandemi covid-19.


Maka tak heran, publik Jawa Timur disuguhi tontonan yang kurang patut dibuat tuntunan, bahkan peristiwa ulang tahun Gubernur itu kini menjadi sorotan nasional.


Nama Heru Tjahjono sudah memasuki masa pensiun pada tanggal 6 Maret 2021 sebagai Sekdaprov Jawa Timur. Ia yang menjabat semenjak era Gubernur Soekarwo diangkat kembali menduduki jabatan semula sebagai pelaksana harian (Plh) Sekdaprov Jatim.


Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyetujui usulan Gubernur Khofifah yang menunjuk Heru Tjahjono sebagai Plh Sekdaprov Jawa Timur, karena Khofifah disinyalir masih membutuhkan tenaganya, meski sebetulnya masih banyak dari warga Nahdliyyin yang lebih mumpuni dari sisi SDM maupun pengalaman.


Sebelumnya, data menunjukkan bahwa Heru mendapat tugas baru sebagai pejabat fungsional analis kebijakan utama di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim. Karena itu jabatan Sekda Jatim kosong. Sehingga, Khofifah mengusulkan agar mantan bupati Tulungagung itu menduduki kembali tempat Plh Sekdaprov.


Kembali ke issu yang masih hangat sepekan belakangan, tanggal 21 Mei 2021, semua masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur dikejutkan dengan klarifikasi Plh Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono, di Kantor Gubernur, Jalan Pahlawan tentang pelaksanaan ulang tahun Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ke-56 di rumah Dinas Gubernur yang tidak jauh dari Gedung Negara Grahadi. ‘Super Heru’ meyakinkan kepada publik melalui konferensi pers bahwa ultah yang mengundang artis Katon Bagaskara itu spontan inisiatifnya dengan berdalih sebagai surprise.


Sebelum klarifikasi pada tanggal 21 Mei 2021, berita tentang ultah, diawali dengan beredarnya video rekaman dari jurnalis yang entah bisa menyelinap hadir atau memang sengaja disusupi oknum saat ultah, kemudian diupload ke media sosial. Blummm, dengan cepatnya bak kilat, video itu langsung heboh menjadi perhatian publik Jatim.


Berita dan berbagai komentar miring tentang ultah Gubernur mulai bermunculan pada 20 Mei 2021, dari politisi, LSM, tokoh masyarakat, hingga para netizen terus bergulir.


Diantaranya seperti, ‘Kenapa hal itu bisa terjadi, padahal Gubernur harusnya memberi contoh?’, ‘Kenapa yang lain kerumunan dibubarkan, sedangkan ulang tahun tidak?’, ‘Habib Riziq berkerumun saja bisa diproses hukum, kenapa pejabat tidak bisa?’, ‘Wisuda SMAN di Mojokerto yang melanggar prokes bisa dibubarkan, kenapa acara pejabat yang memakai fasilitas Negara tidak dibubarkan?’.


Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang muncul, intinya sangat menyayangkan kejadian itu dan juga meminta keadilan dari Polda maupun Satgas Covid-19 Jawa Timur. Tak ayal, Gubernur Khofifah yang tidak tahu menahu soal ultah dirinya karena kejutan dari Plh Sekdaprov itupun juga kena getahnya.


Sebenarnya cukup sederhana agar Gubernur bisa menghindar pada waktu itu. Jika mau tak bermasalah, Khofifah bisa saja langsung menghentikan atau menolak seketika dengan cara halus acara surprise itu, khawatir ada yang memotret atau mengabadikan dalam video dan kemudian dijadikan senjata lawan politiknya yang membuat citra buruk dirinya, tapi lagi-lagi nampaknya Gubernur kurang peka.


Sekarang semuanya sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur, meski Gubernur Khofifah langsung membuat rilis berupa klarifikasi dan permintaan maaf, Sabtu (22/05/2021). Nyatanya, Plh Sekdaprov Heru Tjahjono yang belum genap 3 bulan sudah kadung bikin gaduh publik Jawa Timur.


Masalah ultah Gubernur dengan inisiatif Plh Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono, Khofifah tidak cukup sekedar minta maaf atas kesalahan yang dilakukan anak buahnya, tapi harus ada tindak lanjut sanksi hukum kepada yang punya inisiatif.


Walhasil, tulisan ini bukan semata sentimen politik memojokkan Gubernur Jatim ataupun framing dari lawan politik Gubernur. Khofifah harus lebih jeli lagi dalam memilih anak buahnya, jangan hanya ‘Asal Ibu Senang’ tapi justru malah menjerumuskan.


Lantas jika begitu, apakah Gubernur Khofifah masih layak mempertahankan atau berani mengganti ‘Super Heru’ yang rela ‘pasang badan’ atau memang sengaja menjerumuskan Gubernur, biarkan masyarakat yang menilai?


*) Penulis adalah Pak RT di Surabaya

Bagikan:

Komentar